Lihat ke Halaman Asli

Waldi Abdilah

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga

Peluang Kerja Tinggi, Kementrian ESDM: Harus Ditunjang Peningkata

Diperbarui: 6 Juni 2023   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram: @kesdm

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementrian ESDM), menggelar acara Kick Off Asean Youth Movement: Clean Energy for Better Sustainability. Seminar dan workshop yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure Malang Mirama ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahun dan kompetensi para pemuda di bidang transisi energi. Acara ini dilangsungkan sekaligus dengan momentum Keketuaan Indonesia pada forum ASEAN 2023 yang diadakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Kementrian ESDM menggandeng USAID SINAR, SRE Nasional, dan SRE Universitas Brawijaya untuk menjalin kerja dalam mendukung acara ini. USAID SINAR merupakan sebuah badan pembangunan internasional dari Amerika Serikat (USAID) yang mendukung tujuan Indonesia untuk memperluas layanan energi yang andal dan berkeadilan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Selain itu, ada juga Society of Renewable Energy (SRE) yaitu suatu komunitas yang diisi oleh orang-orang yang menyadari akan pentingnya energi berkelanjutan. Delegasi SRE dari berbagai perguruan tinggi lain pun turut memeriahkan acara ini, seperti dari Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Jember, dan perguruan tinggi lainnya.

Selain acara seminar dan workshop, di sini juga diselenggarakan kompetisi mengenai studi kasus pemakaian PLTS yang dimenangkan oleh tim dari Universitas Brawijaya. Tim yang menang diboyong oleh Kementrian ESDM untuk turut hadir dalam forum ASEAN summit 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Barat.

Dalam sambutan yang diberikan oleh Pramudya, mewakili Direktur Jendral Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu, "Target net zero emission pada tahun 2060 akan banyak membutuhkan tenaga ahli di bidang transisi energi, khususnya EBT. Peluang ini harus dimanfaatkan melalui peningkatan pengetahuan dan kompetensi di bidang transisi energi". Oleh karena itu, dalam acara ini para peserta juga disuguhkan demonstrasi sekaligus diajarkan bagaimana cara merangkai PLTS oleh tim Gerilya ESDM.

Menindaklanjuti apa yang disampaikan oleh Jendral Ketenagalistrikan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat tinggi di bidang transisi energi baru dan terbarukan, maka seperti apa fakta sebenarnya dari potensi energi baru dan terbarukan tersebut. Daerah mana saja yang memiliki potensi paling tinggi. Berdasarkan laporan status energi bersih yang diterbitkan oleh Institute of Essential Services Reform (IESR) pada tahun 2019, di bawah ini merupakan 10 daerah dengan potensi energi terbarukan terbesar di Indonesia.

  • Kalimantan Barat dengan potensi sebesar 26.841 Megawatt (MW)
  • Papua dengan potensi sebesar 26.529 Megawatt (MW)
  • Jawa Barat dengan potensi sebesar 26.190 Megawatt (MW)
  • Jawa Timur dengan potensi sebesar 24.240 Megawatt (MW)
  • Kalimantan Timur dengan potensi sebesar 23.841 Megawatt (MW)
  • Sumatera Utara dengan potensi sebesar 22.478 Megawatt (MW)
  • Nusa Tenggara Barat dengan potensi sebesar 21.991 Megawatt (MW)
  • Sumatera Selatan dengan potensi sebesar 21.866 Megawatt (MW)
  • Kalimantan Tengah dengan potensi sebesar 19.568 Megawatt (MW)
  • Jawa Tengah dengan potensi sebesar 19.450 Megawatt (MW)

Dari potensi EBT yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, potensi energi yang ada didominasi oleh energi surya sebesar 48,2%. dengan 207.898 Megawatt (MW), lalu energi air sebesar 17.4% dengan 75.091 Megawatt (MW), energi angin/bayu sebesar 14% dengan 60.647 Megawatt (MW), energi bioenergi sebesar 7.6% dengan 32.654 Megawatt (MW), energi mikrohidro sebesar 4.5% dengan 19.385 Megawatt (MW), energi arus laut sebesar 4.2% dengan 17.988 Megawatt (MW), dan energi panas bumi sebesar 4.1% dengan 17.546 Megawatt (MW).

Dengan potensi yang sangat melimpah tersebut dapat kita sadari bahwa Indonesia perlu membangun tol listrik karena Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dan daerah-daerahnya banyak dipisahkan oleh lautan. Dalam acara ini juga sempat dibahas bagaimana pentingnya tol listrik tersebut sehingga potensi-potensi yang ada tidak hanya terkonsentrasi di suatu wilayah saja dan bisa tersalurkan ke seluruh wilayah di Indonesia yang hingga saat ini masih belum terjangkau energi listrik. 

Dengan adanya tol listrik juga bisa menurunkan terjadinya surplus energi listrik. Dikutip dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tanggal 13 Januari 2020 saja, Indonesia mengalami surplus 16.59% atau 6000MW energi listrik. Potensi pemanfaatan surplus energi listrik ini dapat mencapai Rp.180 Milyar/hari. Oleh karena itu, peluang ini harus dimanfaatkan para pemuda untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya di bidang pemanfaatan energi baru dan terbarukan, misalnya dalam pembuatan transportasi atau kendaraan listrik. 

Daftar Pustaka:

IESR (2019). Laporan Status Energi Bersih Indonesia: Potensi, Kapasitas Terpasang, dan Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline