Sekadau, W.R.Angelo -- Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman seru bersepeda bersama rekan-rekan menuju Bukit Engkalin di Desa Cupang Gading, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Adapun kami yang bersepeda ke Bukit Engkalin merupakan Komunitas MTB KALBAR yang terdiri dari MTB Tornado Sekadau (Tito, Ryan, Dede, Wiwid, Hap) & MTB Pontianak (Ismayadi, H. Mull, Pak Susi, Ardi, Didit, Pak Bastian, Norman, Doddy)
Sebagaimana diketahui bersepeda gunung pada dasarnya adalah salah satu aktivitas fisik yang baik untuk dilakukan oleh anak-anak hingga orang tua. Bersepeda memang sangat menyenangkan, karena bisa melatih kekuatan otot kaki sekaligus kebugaran tubuh secara menyeluruh. Selain itu juga dengan bersepeda kita bisa pergi dan berpetualang kemanapun kita suka.
Sebelum memulai perjalanan menuju Bukit Engkalin, kami terlebih dahulu melakukan loading sepeda kami menggunakan pick up, mengingat jarak dari Ibu Kota Kabupaten Sekadau menuju Kecamatan Sekadau Hulu cukup jauh. Setelah melakukan loading sepeda, kamipun memulai perjalanan kami menuju Kecamatan Sekadau Hulu. Saat sampai di Kecamatan Sekadau Hulu kami memarkirkan kendaraan kami di Kantor Camat Sekadau Hulu dan segera menurunkan sepeda kami.
Setelah semua sepeda diturunkan, kamipun melakukan briefing sebentar mengenai kondisi jalur menuju bukit engkalin yang disampaikan oleh Om Tito dari MTB Tornado Sekadau, yang mana secara singkat kondisi jalur yang ditempuh kisaran 25 KM dengan jalur yang bergelombang, berbatu, tanjakan tinggi, dan turunan terjal. Selesai briefing kamipun berdoa bersama agar semua yang direncanakan berjalan dengan lancar dan seturut dengan kehendakNya.
Sesudah selesai berdoa, kamipun segera mengayuh sepeda kami. Di sepanjang perjalanan, ada beberapa dusun yang kami lewati antara lain Dusun Tebuas dan Dusun Nanga Manjang. Kami sangat takjub dan kagum melihat pemandangan yang asri dan alami, serta bentangan sawah yang indah dengan para petani yang sedang bergotong-royong menanam padi milik mereka.
Tidak lupa kami menyapa para petani yang sedang bekerja dan mereka sangat antusias melihat kami bersepeda, karena sebelumnya mereka belum pernah melihat orang ramai bersepeda melewati Dusun mereka.
Setibanya di Dusun Nanga Manjang, kami beristirahat sejenak melepas dahaga di warung milik masyarakat setempat. Masyarakat Dusun Nanga Manjang terheran-heran melihat gerombolan kami singgah dengan bersepeda, mereka kira kami dari institusi pemerintahan yang akan melakukan sosialisasi di daerah mereka. Tidak lupa juga kami berinteraksi dengan warga Dusun Nanga Manjang sambil bersendagurau dan berswafoto untuk mengenang perjalanan kami.
Waktu terus bergulir, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Bukit Engkalin. Setelah melewati Dusun Nanga Manjang, kami disuguhkan dengan jalur yang sangat ekstrim. Yang mana jalur tersebut dilalui dengan cara menyeberangi sungai. Kamipun dengan hati-hati dan perlahan menyeberangi sungai dengan cara menggendong sepeda kami.
Setelah menaklukan sungai, tantangan kami berikutnya mendaki tiga tanjakan yang sangat tinggi dan berbatu yang mana rute seperti ini sangat menghabiskan banyak energi karena kami banyak mengeroll kayuhan sepeda kami. Banyak diantara kami kesulitan dalam menaklukan tiga tanjakan tersebut, alhasil kamipun menuntun sepeda kami demi mencapai Bukit Engkalin.
Peluh keringat semakin bercucuran, akhirnya kamipun sampai di Bukit Engkalin. Setibanya di Bukit Engkalin, kami mengucap syukur dan terimakasih atas penyertaan Tuhan sehingga kami dapat sampai dengan selamat di Bukit Engkalin.
Kami melepas lelah dengan menenungguk minuman dan beberapa makanan yang kami persiapkan sebelumnya. Kurang lebih 20 menit berada diatas Bukit Engkalin, kamipun segera mempersiapkan diri untuk pulang dengan jalur yang berbeda.