Lihat ke Halaman Asli

(Hot) Sawo Matang

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_116127" align="alignright" width="152" caption="si-sawo-matang (foto:tabloidnova)"][/caption] Kulit Sawo matang. Orang bule suka dengan wanita idonesia yang berkulit sawomatang. Hal ini disampaikan oleh tetangga kartiman yang menjadi tukang pijit langganan bule di sebelah rumah. Bule itu istrinya orang brebes yang sawo matang. Suaminya yang bule itu juga sering berjemur di pantai agar kulitnya gosong dan menjadi sawo matang, yang terpanggang matahari. Menurut tukang pijit itu, ternyata bukan sawo matang yang didapat, malah kulitnya menjadi seperti tomat atau wortel bosok (busuk). Sejarah penamaan kulit sawo matang/kuning langsat untuk orang Indonesia menurut Kartijo, tukang ledeng dari sebelah rumah, karena pada waktu itu tidak ada warna dalam buku pensil gambar yang bias memberikan satu gambaran tentang kulit orang Indonesia, sehingga diambil saja persamaan dengan buah sawo yang terkenal dengan sawo manila ini. Waktu zaman penjajahan belanda, kulit putih dan kulit sawo matang menjadi sebuah terminology pengelompokan. Bahkan menurut Kartiman, waktu itu ada bioskop yang memisahkan antara orang pribumi yang sawo matang dengan kulit putih. Mbah Wikipedia, mengupas mengenai kulit putih, merupakan istilah yang biasanya merujuk pada manusia yang memiliki ciri, setidaknya sebagian, dengan pigmentasi kulit. Namun, alih-alih deskripsi terus terang warna kulit  itu, istilah kulit putih berfungsi sebagai terminologi warna untuk ras, sering disebut secara sempit kepada orang-orang yang menyatakan diri memiliki leluhur yang semata-mata dari Eropa. Definisi 'orang kulit putih' berbeda-beda menurut konteks geografis dan historis, dan sejumlah konsep warna putih berdampak pada identitas nasional, konsanguitas, kebijakan publik, agama, statistik populasi, pemisahan ras/tindakan persetujuan, egenika, marginalisasi  ras, dan kuota rasial. Konsep ini telah diterapkan dengan sekian derajat formalitas dan konsistensi internal dalam berbagai bidang ilmu, seperti sosiologi, politik, genetika, biologi, kedokteran, biomedik, bahasa, budaya, dan hukum. Tapi mbah Wikipedia memang kebanyakan masukan dari orang, sehingga pusing tujuh keliling untuk mendefinisikan istilah tersebut. Padahal kulit putih itu berawal dari imajinasi tentang kerta putih yang memang mirip dengan kulit putih tersebut. Kenapa saat ini kemudian banyak kosmetik yang ingin menjadikan kulit sawo matang menjadi putih. Padahal menurut Markijan, tukang sol sepatu, “walau bagaimanapun, kalau kulit sudah sawo mateng, digobrot (diusap) pake kosmetik pemutih seember pun, tidak akan berubah”, tegasnya. Ini ditegaskan oleh mbah Jarwo, bahwa perbedaan kulit merupakan anugrah. Betapa indah sang maha pencipta memberikan perbedaan itu, untuk saling mengetahui, dan saling mengenal. Hot-hot-hot..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline