Lihat ke Halaman Asli

Wahyu trisanjaya

Random feed

Listrik Melilit

Diperbarui: 5 Desember 2019   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

resource of the picture: aurora vevo

Energi listrik adalah salah satu energi yang selalu bersinggungan dengan kehidupan manusia. Energi listrik sangat membantu perkembangan dan kehidupan manusia. Seperti penerangan, penciptaan alat elektronik seperti personal komputer bahkan smartphone dan lain-lain. Di era modern ini listrik sudah menyentuh hampir semua daerah diseluruh dunia dan tidak luput pula negara kita, indonesia.

Dengan jumlah penduduk sekitar 265 juta, bukan tidak mungkin indonesia dikategorikan sebagai salah satu negara pengguna energi listrik terboros di dunia. Untuk mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan pemerintah indonesia mengeluarkan kebijakan agar mendorong masyarakat dapat menggunakan energi listrik dengan lebih bijak dengan cara mengurangi subsidi energi yang awal nya dari Rp. 1340 triliun menjadi Rp. 704

 triliun dimulai dari masa kepemimpinan presiden jokowi berangsur-angsur hingga tahun 2019, kementrian ESDM, (30/9/2015)

Ada beberapa alasan kenapa kita harus menghemat listrik selain dari harga energi listrik yang semakin mahal. Pertama, penggunaan energi listrik berlebihan dapat mempengaruhi pemanasan global sehingga dapat menimbulkan naiknya air laut akibat es di kutub utara dan selatan mencair. Kedua, meningkatkan efek rumah kaca. Tiga, mempengaruhi fenomena cuaca ekstrim. Hingga terjadinya pemadaman bergilir atas kekurangan pasokan energi listrik.

Sebagai masyarakat kita dapat menggunakan energi listrik dengan lebih hemat melalui beberapa cara diantaranya cabut alat elektronik yang sudah tidak dipakai, matikan lampu saat siang, gunakan listri sistem voucher dan lain-lain.

Maka dari itu ayo kita jadi masyarakat yang baik dengan menggunakan energi listrik secara bijak. Selain dapat menghemat pengeluaran, itu juga dapat memberi dampak baik terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline