Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Utomo N

Freelancer Trainer, youtuber

Sindroma Pra-menstruasi Remaja Putri : Berpengaruh Buruk ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gangguan pra-menstruasi yang lazim disebut sindrom pra-menstruasi (Pre-Menstrual Syndrome) dan gangguan pra-menstruasi disporik (Pre-MenstrualDysphoric Disorder) sering dialami oleh remaja putri. Namun dampaknya terhadap kualitas hidup remaja putri belum banyak diketahui.Penelitian yang dilakukan oleh Mahin Dehara dan kawan-kawan ini dirancang untuk mengevaluasi dampak kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup remaja putrid yang mengalami gangguan pra-menstruasi di Republik Islam Iran.

Penelitian cross-sectional ini merekrut siswi remaja berusia antara 14 dan 19 sebagai sampel penelitian. Para siswi diwawancarai tentang kemungkinan pernah mengalami gangguan menstruasi. Gangguan pra-menstruasi diklasifikasi sesuai dengan standart Klasifikasi Internasional tentang Penyakit (ICD-10) dan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-IV). Status kesehatan yang terkait dengan kualitas hidup diukur dengan menggunakan Formulir Survei Cepat Kesehatan (SF-36). Dan data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan antar sub-kelompok dari sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukan, dari 602 siswa perempuan yang diteliti semua siswi mengaku sekurang-kurangnya mengalami satu gejala pra-menstruasi. Dari ke-602 siswi tersebut, 224 (37,2%) diantaranya memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan pra-menstruasi disporik (PMDD). Dengan membandingkan Skor dari formulir SF-36antara siswa perempuan dengan dan tanpa PMDD, ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada semua bentuk pengukuran (P <0,001) kecuali untuk pengukuran fungsi fisik (P = 0,274). Hasil ini membuktikan gangguan pra-menstruasi pada remaja putri berpengaruh pada emosional, fisik, fungsi sosial serta rasa sakit.

Hasil penelitian menegaskan fakta bahwa remaja putri yang mengalami gangguan pra-menstruasi menderita gangguan kesehatan yang berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup remaja putri yang mengalami gangguan pra-menstruasi perlu dilakukan upaya meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah. Yang memungkinkan para remaja putri mengetahui tata cara mengatasi gangguan pra-menstruasi. Dan para guru dan petugas kesehatan diharapkan membantu mengenali masalah ini dan ikut memberikan dukungan pada remaja putriyang mengalaminya.

Referensi

Artikel Terkait :

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline