Lihat ke Halaman Asli

Cerai di Era Pandemi, Janganlah!

Diperbarui: 3 September 2020   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan manusia dalam berumah tangga tidak selamanya berjalan mulus. Memang ada lika liku hiruk pikuk dalam rumah tangga, pasang surut nya itu merupakan hiasan rumah tangga. Apalagi di era pandemi ini banyak alasannya orang ribut gara gara pandemi. Ribut bertengkar asalkan baik kembali dan jangan mudah berkata cerai.

Di dalam Islam cerai memang diperbolehkan tetapi Allah SWT benci, cerai karena bukan hal yang sepele. Cerai diperbolehkan dalam hal yang prinsip seperti beda keyakinan, KDRT dan lain sebagainya. 

Perceraian bisa terjadi karena beberapa faktor baik secara internal maupun eksternal dalam keluarga tersebut. Dari internal juga meliputi beberapa aspek diantaranya faktor ekonomi, faktor agama/akhlak, faktor sosial komunikasi. Untuk fakor ekonomi meliputi

1. Pendapatan yang minim, di era pandemi ini banyak ekonomi yang terpuruk sehingga penghasilan berkurang dan minim. Sebetulnya dapat diambil solusinya dengan usaha tambahan atau lebih dikenal dengan umega(usaha menambah gaji) bisa lewat online yang juga marak saat ini

2. Perbedaan penghasilan, penghasil yang beda jauh antara istri dan suami, misalnya istri lebih tinggi jabatan lebih banyak penghasilan dibanding suami maka istri lebih menghargai tidak sombong terhadap suami demikian juga sebaliknya

3. Manajemen keuangan keluarga, mungkin istri di dalam mengelola keuangan kurang bener bersifat boros, solusinya istri memahami pengelolaan keuangan belilah sesuai kebutuhan bukan sesuai keinginan sehingga boros dan memicu perceraian 

4. pembengkakan kebutuhan, keluarga pasangan kita masih membutuhkan bantuan kita sehat memberikan kebutuhan membengkak, solosinya adalah jujur dalam kebutuhan sehingga tidak terjadi kecurigaan

Di era pandemi ini banyak nya perceraian rata2 naik karena faktor ekonomi, untuk itu cari akar permasalahannya dan solusinya.

Cerai karena faktor agama, karena berbeda keyakinan, perbedaan akhlak. Cerai perbedaan akhlak misalnya seorang istri atau pasangan suka selingkuh  dan kekerasan Atau juga istri kurang sabar dalam menghadapi masa-masa sulit di era pandemi ini.

sedangkan cerai akibat komunikasi yang kadang sulit atau miss komunikasi juga berakibat cekcok yang mengarah kepada perceraian. Sedangkan faktor eksternal Karena ada pihak ketiga yang mungkin menjadi provokator dan pemicu perceraian.

Dan jika ingat akan awal mula pernikahan atau dalam jawa ada istilah loro lopone awal manten insyaallah tidak mudah untuk mengatakan cerai. Di era pandemi ini justru saling menguatkan satu sama lain dalam keluarga dan jangankan bercerai di masa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline