Lihat ke Halaman Asli

Be a Legend!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlihat di kejauhan seorang gitaris dari sebuah band ternama memainkan lagu hitsnya. Alunan melodi gitarnya cepat dan harmoni. Terlihat tidak ada cela. Sempurna. Diakhiri standing applause dari para penonton. Penghargaan tertinggi.

Ilustrasi di atas hanyalah imajinasi saya semata. Seorang gitaris handal tidak akan menyabotase permainannya sendiri di sebuah konser akbar. Menampilkan yang TERBAIK untuk memanjakan para penggemarnya. Apakah kita tahu bila mereka sedang not in the mood? Tidak. Yang kita tahu mereka datang untuk menghilangkan dahaga para penikmat musik. Pernahkan kalian membayangkan bila seorang gitaris salah menekan nada lalu berhenti bermain di sela-sela lagu? Performa suatu band pasti hancur. Konsernya pasti gagal. Berimajinasilah sejenak. Kita adalah gitaris yang bermimpi konser akbarnya sukses. Kita adalah manusia yang memiliki mimpi dan ingin mewujudkan MIMPI menjadi REALITA. Lalu, saat memainkan nada-nada mimpi tersebut kalian menemui kesalahan dan kesulitan lantas kalian berhenti. Apakah mimpi itu akan menjadi realita? Kita memiliki jawaban sama, kawan.

Tidak.

Mimpi itu tidak akan menjadi realita. Padahal segala kemungkinan selalu terjadi. Tahu Henry Ford? Seorang pemimpi yang berhasil membuat mesin mobil V-8-nya yang terkenal itu. Apakah mimpi itu mulus-mulus saja? Tidak! Bahkan tim insinyur Ford yang notabene lebih 'tahu' dari Ford menyatakan hal ini mustahil. Apa yang dilakukan Ford? Dia bersikukuh untuk mendapatkan mesin tersebut. Dia bukan bersikap keras kepala, tapi dia YAKIN akan berhasil membuatnya. Sebuah mesin yang belum ada sebelumnya. Sebuah MIMPI. Sebenarnya apa yang melatarbelakangi Ford dan penemu-penemu lain untuk mewujudkan MIMPInya? Sebuah KEINGINAN yang membara! KEJELASAN apa yang ingin kita capai, YAKIN pada kemampuan kita, dan tetap GIGIH sampai kita mencapai tujuan kita. Seperti kata penyair kenamaan Inggris, William Henley:

"Aku adalah penguasa takdirku, aku adalah kapten jiwaku"

Hey! He's definitely right! Siapa lagi yang bisa mengubah takdir kita? Siapa yang mengontrol tindakan-tindakan kita? KITA sendiri! Apa yang terjadi saat kita berhenti mewujudkan mimpi? Ya, selesai. It's done! Dan jangan jadi orang pengecut yang menyalahkan faktor eksternal (di luar diri) karena berhentinya diri kita saat mewujudkan mimpi.

Lalu bagaimana?

Be brave! Be wise! Menyadari bahwa kegagalan itu jatah akan menyuplai diri kita dengan energi MIMPI baru karena kita telah melewati gagal yang kesekian kali. Setelahnya, tetaplah melangkah dan menggenggam MIMPI kalian dan rasakan REALITA yang melebihi mimpi kita.

Gitaris itu salah menekan nada. Mungkin sebagian orang menyadarinya. Tapi, ia tetap melanjutkan permainannya. Bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya. Dan pada akhirnya konser akbar itu sukses. Menjadi legenda.

Bagaimana dengan kalian? Berhenti dan selesai atau melanjutkan mimpi dan menjadi LEGENDA? Regards,

Ledakan Revolusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline