Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Putra

Freelance

Keamanan Cyber di Perbankan: Menghadapi Ancaman di Era Digital

Diperbarui: 2 Juli 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Cyber (pexels.com) 

Jakarta, 2 Juli 2024 --- Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya aktivitas perbankan digital, keamanan cyber menjadi prioritas utama bagi industri perbankan di Indonesia. Ancaman cyber yang semakin kompleks dan canggih mendorong bank-bank untuk terus memperkuat sistem keamanan mereka guna melindungi data nasabah dan transaksi finansial.

Baru-baru ini, Asosiasi Bank Indonesia (ABI) menyelenggarakan seminar nasional bertajuk "Keamanan Cyber di Perbankan: Menghadapi Ancaman di Era Digital." Acara ini dihadiri oleh para eksekutif perbankan, pakar keamanan cyber, dan regulator untuk membahas strategi dan solusi dalam menghadapi ancaman cyber.

Ketua ABI, Kartika Wirjoatmodjo, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara industri perbankan, pemerintah, dan penyedia layanan keamanan untuk menciptakan ekosistem perbankan yang aman. "Keamanan data nasabah adalah prioritas utama. Bank harus berinvestasi dalam teknologi keamanan terbaru dan terus meningkatkan kesadaran serta keterampilan karyawan dalam menghadapi ancaman cyber," ujar Kartika.

Salah satu isu utama yang dibahas adalah meningkatnya serangan phishing dan malware yang menargetkan nasabah perbankan. Para peserta seminar diberikan wawasan tentang teknik terbaru yang digunakan oleh para pelaku kejahatan cyber dan bagaimana cara mendeteksinya. Selain itu, pentingnya implementasi teknologi enkripsi dan autentikasi multi-faktor juga menjadi sorotan dalam upaya memperkuat keamanan transaksi digital.

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri, Hery Gunardi, menyampaikan bahwa bank-bank di Indonesia sudah mulai menerapkan kecerdasan buatan (AI) dan analitik data untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan secara real-time. "Dengan menggunakan AI, kami dapat memantau dan menganalisis pola transaksi yang tidak biasa, sehingga dapat segera mengambil tindakan pencegahan sebelum terjadi kebocoran data," jelas Hery.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan akan memperketat regulasi terkait keamanan cyber di sektor perbankan. Deputi Gubernur BI, Sugeng, menyatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan panduan baru yang mengharuskan bank-bank untuk melakukan audit keamanan cyber secara berkala dan melaporkan setiap insiden keamanan kepada otoritas terkait.

Langkah-langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan signifikan dalam jumlah serangan cyber yang menargetkan sektor perbankan. Menurut laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah insiden cyber di sektor keuangan meningkat sebesar 25% pada tahun 2023. Hal ini menandakan perlunya tindakan yang lebih proaktif dalam melindungi sistem perbankan dari ancaman cyber.

Dengan terus berkembangnya teknologi, tantangan dalam menjaga keamanan cyber akan semakin besar. Namun, melalui kolaborasi yang kuat dan adopsi teknologi canggih, industri perbankan di Indonesia optimis dapat menghadapi ancaman ini dan memastikan keamanan serta kepercayaan nasabah tetap terjaga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline