Lihat ke Halaman Asli

Serba-serbi Kesalahan Investor Pemula

Diperbarui: 27 Mei 2021   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Unsplash

  

Menyiapkan diri untuk bisa mapan secara finansial sekarang ini memang menjadi kebutuhan yang sangat penting Meskipun dengan begitu berinvestasi masih dianggap Hal yang cukup rumit bagi segelintir orang Terutama jika mereka hanya mengikuti Apa yang dilakukan oleh orang lain.Berinvestasi sekarang ini cukup praktis dan mudah Sehingga membuat Jumlah Investor pun meningkat Signifikan.

Namun,  investor pemula  kerap berulang kali melakukan kesalahan yang sama Ketika terjun ke pasar saham Berikut adalah Beberapa kesalahan  yang sering dialami oleh  investor pemula, Investor pemula sering mengalami "let their loss run"

Pemula membenci kata "pengurangan kerugian". Mengapa? Karena mereka tidak menyadari bahwa mereka mengambil keputusan yang salah dalam membeli saham, mereka tidak mau melakukan cut loss. Investor pemula yang sering melakukan kesalahan ini belum melakukan analisis mendalam sebelum membeli saham. Saat menghubungkan, para pemula sering berpikir: "Oh, katanya saham ini bagus, jadi terus naik dulu, lagipula, akan kembali ke harga tertinggi." Tapi apa dasar penilaian ini 

FOMO ketika saham yang dijual melesat kencang

Gejolak harian yang ekstrim di pasar saham menyebabkan beberapa investor panik dan menjual posisi mereka terlalu cepat. Terkadang setelah saham terjual, tiba-tiba harga saham naik dengan cepat. Tentunya hal ini akan menimbulkan penyesalan dan memicu terjadinya FOMO. Alhasil, tidak jarang investor pemula membeli kembali saham tersebut dengan harga tinggi hingga mendapat masalah
.
Beli saham yang salah karena 'story' yang bagus

Banyak investor pemula sering merasa terperangkap dengan cerita perusahaan. Ketika saham "mendidih" dan ada berita tentang saham di mana-mana, lambat laun investor "jatuh cinta" dengan penerbitnya. apa yang terjadi? Para pemula cenderung memiliki bias konfirmasi, artinya mengabaikan berita buruk yang mereka dengar tentang saham favoritnya, atau bahkan hanya menerima berita positif. Kurangnya analisis fundamental menjadi alasan mengapa investor pemula tidak bisa mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Itu sebabnya, sebagai investor, kita harus menghindari membeli akibat kesalahan pemberitaan. 

Sebaliknya, investor pemula harus membuat keputusan berdasarkan reaksi pasar terhadap berita
Investor mengambil keputusan agresif secara irasional

Saat melihat indikator portofolio investasi hijau, terkadang investor pemula akan cepat merasa puas dan percaya diri. Pemikiran seperti ini mendorong investor untuk lebih agresif dalam melakukan jual beli saham. Selama Anda memiliki pengetahuan yang cukup, tindakan ini tidak mungkin salah. Namun, gagasan "cepat kaya" menyulitkan banyak investor pemula untuk bertahan di pasar saham. Dengan mentalitas ini, investor pemula cenderung berpikir: "Oh, semakin banyak uang yang saya masukkan, semakin cepat saya menjadi kaya." Tetapi mereka jarang berpikir tentang seberapa besar mereka rela rugi jika harga saham naik. dibawah.

Membeli saham tanpa melihat prospek industri

Etika membeli saham juga penting untuk mempertimbangkan prospek industri dalam jangka panjang. Namun, terkadang investor pemula terjebak dalam harga sebelumnya. Misalnya, ketika Anda melihat saham jatuh ke titik terendah sepanjang masa, investor pemula lebih cenderung membeli saham tersebut. Namun, tidak semua perusahaan dapat kembali ke masa kejayaan mereka sebelumnya. Akankah industri yang terdaftar masih memiliki masa depan yang cerah dalam lima tahun ke depan, ataukah akan digantikan oleh inovasi-inovasi baru? Oleh karena itu, kemampuan untuk menganalisis ekonomi makro sangat penting untuk meramalkan prospek industri jangka panjang dan menghindari kesalahan ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline