Lihat ke Halaman Asli

Ega Wahyu P

Pendidik

Kopi: Sebuah Refleksi Diri di Tengah Hingar Bingar

Diperbarui: 19 September 2022   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kopi: Sebuah Refleksi Diri ditengah Hingar Bingar

Bagi sebagian kalangan, minum kopi adalah sesuatu yang sangat nikmat. Setiap seruputan mengandung sejuta kenangan, kebaikan hingga transformasi rasa dari masa ke masa.

Kopi menjadi wujud kebersamaan manusia dalam menuangkan inspirasi, menyambung koneksi, atau sekadar refleksi diri penghilang penat seharian bekerja.

Mungkin tak semua orang senang dengan kopi. Bahkan sebagian manusia tak suka dengan aroma kopi. Anti sekali mereka dengan bau yang ditimbulkan dari seduhan segelas kopi panas.

Namun dibalik itu, kopi menyimpan sejuta inspirasi, bahkan lebih. Tergantung siapa dulu yang meminumnya. Bagi orang Indonesia, kopi adalah sahabat. Tiada hari tanpa kopi. Beda halnya ketika kaki menginjak tanah Eropa, atau daratan Amerika. Walau disana masyhur juga kopinya, orang-orang lebih familiar dengan bir dan sejenisnya.

Tak apalah, beda orang tentu beda selera. Jangankan berbeda jenis minuman, antara pecinta kopi dan penikmat bir. Sesama peminum kopi saja bisa berbeda selera. Contoh ringannya adalah kopi susu.

Dewasa ini telah hadir banyak varian kopi di berbagai gerai. Maraknya pertumbuhan coffeshop membuat cita rasa kopi semakian unik dan terbarukan.

Kopi susu pun demikian, mulai naik perlahan ke permukaan. Penikmatnya tak lagi bapak-bapak penunggu pos ronda, atau mereka yang selalu nongkrong di pangkalan. Tetapi anak muda, terlepas lelaki atau wanita, semua menikmati seduhan kopi susu. Bahkan ada varian dingin yang kini sangat digemari orang-orang saat cuaca sedang panas.

Secangkir kopi membuat banyak warna dalam kehidupan. Kopi hadir bukan hanya sebagai persinggahan tubuh untuk rehat sejenak. Bukan pula meluruskan tulang belulang yang seharian bengkok dimarahi atasan. Tetapi banyak hal yang lebih dari itu.

Kopi dapat dilihat dari berbagai sudut. Kopi adalah toleransi, menyatukan berbagai elemen yang berbeda disatu meja. Tak peduli latar belakang sosial, agama, pendidikan, atau apalah yang melekat pada badan. Di meja kopi, semua adalah cerita yang menggembirakan.

Kopi adalah kekuatan ekonomi yang dahsyat. Bangkitnya ekonomi bangsa dapat dimulai dari secangkir kopi. Lihatlah apa yang telah diberikan kopi untuk dunia, untuk negara. Banyak generasi muda diwadahi garis ekonominya dengan hadirnya gerai kopi diberbagai jenis. Wah, kopi sangat hebat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline