Lihat ke Halaman Asli

Bingung Sekolah, Harus Gimana ya?

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir tahun peljaran 2012-2013 telah usai. Kini kita memasuki perode baru bagi para orangtua yang memiliki putra-putri usia sekolah. Minggu-minggu pertengahan Juni hingga Juli ini merupakan minggu-minggu sibuk dalam masyarakat kita, mengapa? Karena waktu ini menjadi saat bagi para orang tua untuk mencari sekolah baru maupun mengurus berbagai hal administrasi bagi putra-putrinya yang naik ke kelas baru. Jika kemarin para siswa yang resah, kini giliran orang tua yang merasa gelisah. Bisakah anak mereka diterima di sekolah yang mereka inginkan? Pertanyaan ini yang menjadikan mereka cemas. Ada yang cemas karena nilai ujian sang anak jauh dibawah standard yang ditetapkan. Ada pula yang was-was meskipun nilai ujian sudah memenuhi persyaratan, namun mereka khawatir tidak diterima karena satu dan lain hal.

Mereka harus selektif dalam memilih sekolah yang dibilang berkualitas tinggi, entah itu berstatus swasta maupun negeri. Dibutuhkan informasi selengkap-lengkapnya sebelum membanding-bandingkan sehingga tahu persis kelebihan serta kekurangan dari lembaga tersebut. Namun, adakah sekarang sekolah yang “berkualitas” tinggi? Kualitas output lulusan apakah berbanding lurus dengan besaran biaya yang harus dikeluarkan orangtua siswa? Jika berbicara kualitas tentunya kita juga harus bicara tentang seabrek sumbangan dana sekolah yang menumpuk. Lihatlah, pasti akan ada pungutan untuk uang seragam, uang pembangunan, uang praktikum, uang pengembangan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Lalu, apakah sekolah mahal itu pasti menjamin kualitas terbaik dan berani memberi garansi bahwa setelah lulus mampu menjadi seperti yang diharapkan? Jawabannya belum tentu ,masih banyak sekolah-sekolah yang hanya mengedepankan penampilan luar daripada nilai pendidikan itu sendiri. Kebijakan internal sekolah sendiri dirasa tidak mampu menjamin kualitas karena sekolah harus dihadapkan pada sebuah sistem yang amburadul.

Untuk para orangtua, memilih sekolah hendaknya tidak hanya melihat pada status negeri atau swasta saja, juga bukan hanya menjadikan kemegahan gedung dan kelengkapan fasilitas sebagai tolak ukurnya, atau favorit dan tidak favoritnya di mata publik. Jauh lebih penting adalah memilih sekolah yang benar-benar memberikan lingkungan dan output lulusan yang handal. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu mendidik manusia untuk hidup, hidup dengan nurani,skill, dan attitude.

Pilihan sekolah lanjutan tingkat menengah, baik sekolah menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan, dipengaruhi latar belakang orangtua, baik dari segi pendidikan maupun sektor kerja. Selain kedua hal tersebut, pertimbangan pengembalian modal juga menjadi pertimbangan orangtua dalam menyekolahkan anaknya untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut.Kontroversi ujian nasional hingga carut marutnya kurikulum baru yang dipaksakan oleh diktator “Pemerintahan Mendikbud M. Nuh” rupanya membawa kita pada pilihan yang sulit. Pilihan yang sulit untuk sekolah, guru, orangtua siswa, maupun siswa itu sendiri yang menjadi subjek pendidikan. Tidak ada visi dan strategi yang jelas dalam penerapan berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah. Tentu ini membuat kita ragu akan keberlangsungan dunia pendidikan kita yang sudah di bawah titik nadir. Semoga ke depan, akan ada orang-orang baru yang menduduki jabatan-jabatan strategis di Kementerian Dikbud yang mampu menampung aspirasi masyarakat pendidikan Indonesia. Salam Belajar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline