Lihat ke Halaman Asli

Wahyuningtyas Amalia P.

Wahyuningtyas Amalia P.

Sekolah untuk Ayah

Diperbarui: 13 Juni 2021   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi suara batuk itu terdengar lagi, ya itu suara batuk dari ayah dari Sinar yang sudah lama mengidap penyakit batuk yang makin hari makin parah. Pintu kamar ayah pun dibuka oleh Sinar.
"Ayah, kita ke dokter saja yuk!" Tutur Sinar.

"Ayah gak mau ke dokter, sampai kamu mau sekolah!" Balas Ayah.

"Kenapa Ayah selalu meminta ku akan hal itu yah, aku gamau sekolah. Kalau aku sekolah hanya akan memberatkan beban ayah". Kata Sinar.

"Nak, ayah ingin kamu jadi orang sukses, ayah gak mau kamu terus seperti ini".

Ayah Sinar hanyalah seorang pemulung yang setiap harinya mencari botol plastik di tempat tempat sampah di jalan. Untuk bertahan hidup saja ayah harus berjuang keras untuk itu. Maka dari itu Sinar tidak mau sekolah ia hanya ingin membantu ayahnya mencari barang pulungan sambil menjaga ayah nya yang sakit.

Tokk!Tokk!Tokk
Suara pintu rumah mereka diketuk seseorang. Ternyata pak Dodi, dia adalah seorang dermawan yang setiap bulan berkunjung ke kampung pemulung untuk memberi sembako dan uang.

"Silahkan masuk pak" kata Sinar.

"iya, terima kasih" sautnya.

Pak Dodi yang sejak tadi mendengar percakapan Ayah dan Sinar, lantas menanyakan hal ini

"Tadi bapak tidak sengaja dengar percakapan kalian, Sinar apakah kamu benar benar tidak ingin sekolah?"

"Enggak pak, saya hanya ingin mengurus ayah dan menemani nya kerja" balas Sinar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline