Lihat ke Halaman Asli

Kesaktian Pancasila?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua orang pasti sudah tahu,hari ini adalah tanggal 1 Oktober, hari yang diyakini sebagai hari Kesaktian Pancasila. Jika tidak salah, peringatan Kesaktian Pancasila merujuk pada adanya peristiwa Gestok, 30 September 65. Bahwa tanggal 30 September 1965 terjadi pembunuhan para Jenderal yang konon ditemukan pada tanggal 1 Oktober di tahun yang sama, pada sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Atas dasar ditemukannya jenazah para Jenderal tersebut dan juga ditemukannya "kambing hitam" peristiwa tanggal 30 September 1965, dugaan saya, kemudian tanggal 1 Oktober ditetapkan oleh Orde Baru untuk menjadi hari Kesaktian Pancasila.

Ternyata memang hari ini masih ada instansi pemerintah yang melakukan peringatan hari Kesaktian Pancasila dengan mengadakan upacara bendera khusus, jadi bertanya, mereka mengerti tidak ya sedang memperingati apa? Pancasila yang dikatakan sakti itu seperti apa?

Buat saya, yang keluarga menjadi korban kesewenang-wenangan orde baru, rasanya menyebut hari ini sebagai hari Kesaktian Pancasila jika dasarnya seperti saya duga sebelumnya adalah hal yang tidak pantas. Simbah kakung saya, sampai saat ini tidak diketahui di mana kuburannya, kabar yang saya dengan dari simbah putri semasa hidup beliau, simbah kakung meninggal karena ditembak, tempat menguburkan jenazahnya masih simpang siur sampai saat ini keberadaannya. Jadi, Pancasila yang sakti itu semacam apa, ya? Apakah sakti, karena bisa membunuh orang tanpa proses peradilan dan menguburkannya tanpa sepengetahuan keluarga?

Itu baru satu hal, hal lain, masih ada ribuan nyawa melayang sia-sia, untuk sebuah obsesi sebuah Orde yang menginginkan kekuasaan secara instant. Bukan hanya nyawa yang hilang, tapi banyak kesempatan baik bagi anak-anak yang ditinggalkan para orang tua di penjara, ataupun karena mereka dibunuh. Sudah dipastikan, banyak sekali trauma dan teror untuk para keluarga yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi ini oleh orde tersebut.

Buat saya, trauma itu tidak ada, karena memang secara langsung memang tidak pernah merasakan teror, hanya sebuah ingatan yang membekas dalam hidup sampai saat ini, bahwa ada ketidakadilan yang diterima oleh keluarga kami. Tidak hanya satu hal yang saya tuliskan di atas, masih banyak bentuk ketidakadilan yang dialami keluarga besar kami.

Tulisan ini tentu subyektif, berdasar pada pengalaman keluarga saya, entahlah, jika untuk kawan yang keluarganya tidak mengalami dampak ketidakadilan ini, apakah mereka akan bertanya seperti saya, apa itu Kesaktian Pancasila. Sudah pasti, saya sudah memaafkan semau kejadian di masa lalu yang terjadi dalam keluarga kami, tetapi, saya tidak akan melupakan, bukan untuk membalas dendam atau memenuhi hati dan kehidupan dengan ingatan pahit, tetapi sebagai alarm, untuk selalu melawan segala bentuk ketidakadilan yang masih sangat mungkin terjadi di bangsa ini, pada saya, keluarga saya juga semua orang di bangsa ini.

Selamat merenung, apa itu Kesaktian Pancasila?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline