Lihat ke Halaman Asli

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Diperbarui: 6 November 2022   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman baru yang di Pelajari dari Pemikiran KI Hajar Dewantara

 

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Wahyuningsih, S.Pd. Saya calon guru penggerak angakatan 7 dari TK Pertiwi 04 Jaten, Kabupaten Karanganyar. Saya akan menyampaikan  kesimpulan dan refleksi terhadap materi modul 1.1 tentang pemikiran Filososfi Ki hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara adalah pelopor pendidikan di Indonesia, Beliau bangsawan Jawa dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Oleh sebab itu sampai sekarang setiap tanggal 2 Mei di peringati sebagai hari Pendidikan Nasional. Pada jaman colonial pendidikan sangatlah terbatas, hanya anak-anak bangsawan yang  bisa sekolah untuk mendidik calon pagawai. Tahun 1922 lahir Taman Siswa di Jogyakarta sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebudayaan bangsa.  Berkat jasa Ki Hajar hingga saat ini semua warga Indonesia bisa menikmati, mengikuti pendidikan dan pengajaran.

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan qodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagaan yang setinggi-tingginya. Pada dasarnya guru hanya bisa menuntun, memberi contoh, membangun semangat dan memotivasi anak seperti semboyan Ki hajar Dewantara “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani”.Semboyan Ki hajar Dewantara tersebut perlu kita pahami dan kita laksanakan untuk membawa perubahan pendidikan menjadi lebih baik. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau di wariskan. Dan Pendidik di ibaratkan petani/tukang kebun kehidupan yang fungsinya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan qodrat yang ada pada anak, agar memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan qodrat anak. Maka dari itu sebagai guru mampu menuntun lakunya anak sesuai garis qodrat anak agar anak bisa merdeka lahir dan batin, guna bekal hidup di masayarakat.

Selanjutnya saya akan merefleksi diri melalu 3 pertanyaan berikut:

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari modul 1.1  mengenai Refleksi Pemikiran Pendidikan KHD saya mempunyai beberapa keyakinan bahwa:

  • Kegiatan pembelajaran sering lebih dominan ada pada guru, guru lebih aktif dari pada murid
  • Saya sering berkata pada anak didik jika anak-anak nurut dan patuh semua aturan dan perkataan guru maka akan pintar
  • Saya sering memaksakan agar anak meyelesaikan tugas/kegiatan sampai selesai dan kemudian di beri nilai bintang.
  • Kegiatan pembelajaran selalu di dalam kelas  

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modil 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara banyak pemahaman yang saya dapatkan. Pemikiran KHD terhadap pendidikan sangat bagus dan membuat saya mengerti bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan pembelajaran dan memperlakukan anak-anak. Saya akan lebih memberi dororngan tuntunan terhadap segala kekuatan qodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Guru sebagai among yang menuntun segala qodrat pada anak yaitu qodrat alam dan qodrat  zaman. Qodrat alam yang di miliki anak yaitu kemampuan atau potensi yang di miliki anak sejak lahir, hanya saja masih seperti garis samar, tugas seorang guru adalah menebalkan garis samar tersebut, gari atau kemampuan yang di miliki anak yang semula belum baik maka dituntun untuk menjadi baik dan yang sudah baik dituntun menjali lebih baik lagi. Itulah seorang guru sebagai among yang menuntun anak untuk membangun pengetahuan dan budi pekerti, agar mereka memerdekakan diri sendiri dan orang lain. Seorang pendidik dan seluruh warga sekolah harus menanamkan nilai-nilai karakter budi pekerti peserta didik sehingga anak-anak bisa menyikapi kehidupan di masa mendatang. Pendidik juga harus menghargai keragaman, bahwasanya setiap anak mempunyai sifat unik yang artinya mereka mempunyai kemapuan yang berbeda-beda antar satu dengan yang lain. Tentunya karakteritik anak yang berbeda-beda tersebut tidaklah sama penangananya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline