Sampai di penghujung akhir tahun 2023 musim penghujan di Indonesia belum terlihat signifikan di banding dengan tahun-tahun sebelumnya. Musim kemarau panjang tahun ini sangat berdampak serius terhadap kehidupan sehari-hari. Kekeringan melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri adanya perubahan suhu yang ekstrim membuat kehidupan di bumi merasakan dampaknya tidak hanya di Indonesia.
El Nino merupakan sebuah perubahan cuaca ataupun fenomena meningkatnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik Tengah dan Timur. Pemanasan global menjadi semakin buruk dengan adanya aktivitas manusia dan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil. Berdasarkan data terbaru BMKG Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Desember 2023 ( bmkg.go.id ) memprediksi bahwa dampak El Nino di Indonesia akan bertahan hingga April 2024. Meningkatnya frekuensi El Nino merupakan dampak nyata dari climate change atau perubahan iklim.
Contoh nyata yaitu kondisi polusi di DKI Jakarta yang semakin parah membuat masyarakatnya sering mengalami batuk berkepanjangan. Semakin banyak aktivitas manusia yang ikut andil dalam perubahan iklim yang semakin ekstrim. Masalah kerusakan lingkungan merupakan hal mendesak yang harus diatasi untuk keberlangsungan kehidupan selanjutnya. Salah satu yang terlihat
Dalam mengatasi kerusakan lingkungan bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Contoh kecil yang bisa dimulai dari diri sendiri yaitu mulai memilah sampah yang akan dibuang, memanfaatkan lahan kosong di rumah dengan menanam pohon sebagai penghasil oksigen, bijak dalam menggunakan perangkat yang berbasis tenaga Listrik, dan lain sebagainya.
Pentingnya kesadaran masyarakat akan lingkungan menjadi sebuah gerakan nyata dalam mewujudkan kehidupan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H