Lihat ke Halaman Asli

WAHYUNI 2101036062

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

KKN MIT-18 Posko 15 UIN Walisongo Kunjungi UMKM Desa Bulak : Sukses Produksi Ikan Asap

Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan UMKM Pengasapan Ikan Desa Bulak, Kec. Rowosari, Kab. Kendal

Pada hari Rabu, tanggal 31 Juli 2024, Divisi Kewirausahaan Kelompok KKN MIT-18 Posko 15 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengasapan ikan yang terletak di Desa Bulak, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. 

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi serta manajemen usaha pengasapan ikan yang telah menjadi ciri khas Desa Bulak.

Bapak Tasik dan Ibu Juminah, pengelola usaha pengasapan ikan ini, telah menjalankan bisnis tersebut sejak tahun 1970. 

Usaha ini sebenarnya merupakan warisan dari orang tua, sehingga sebelum tahun 1970 usaha pengasapan ikan sudah berkembang di Desa Bulak. Ikan asap yang dihasilkan dijual di beberapa pasar seperti Pasar Weleri dan Pasar Baurekso, serta beberapa rumah makan di sekitar Desa Bulak. 

Ikan asap dijual dengan berbagai ukuran, mulai dari Rp. 2.500 untuk ukuran terkecil, Rp. 3.500 untuk ukuran sedang, hingga Rp. 4.000 untuk ukuran terbesar. Kapasitas produksi harian mencapai 2.000 hingga 3.500 potong ikan.

Jenis ikan yang diolah antara lain ikan Genjong, ikan Cracas, ikan Songot, dan ikan Tuna. Ikan-ikan ini diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tawang, Tanjung Sari, dan Tambaksari yang dikelola oleh nelayan lokal. 

Proses produksi dimulai pukul 08.00 pagi dengan menggunakan batok kelapa sebagai bahan bakar utama. Penggunaan batok kelapa dipilih karena menghasilkan ikan asap yang lebih enak, bersih, dan tidak amis.

Kunjungan UMKM Pengasapan Ikan Desa Bulak, Kec. Rowosari, Kab. Kendal

Tahapan pengolahan ikan asap dimulai dengan pemotongan ikan menjadi beberapa bagian, lalu daging ikan ditusuk menggunakan lidi agar lebih kuat, kemudian diasapi selama beberapa waktu hingga matang.

Kunjungan ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa KKNMIT-18 mengenai pengelolaan usaha tradisional yang tetap eksis dan berkembang di tengah modernisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline