Lihat ke Halaman Asli

The New Dark Ages, dari Credential hingga Absensialisme

Diperbarui: 6 Juni 2022   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada kelas Pagi yang mendung Prof. Gunawan Tjahjono dalam Jane Jacob menjelaskan, "terjadi pergeseran makna pendidikan dari mencari ilmu ke memburu ijazah."

Pragmatisme yang dipengaruhi sistem sosial kelas yang kapitalistik cenderung menggunakan paham untung-rugi untuk menilai habitatnya. 

Cara untuk mengalahkan sesama dengan membangun karakter bukan menjadi yang lebih baik, namun menjadikan yang lain lebih buruk. sangat identik dengan fenomena CRAB MENTALITY, tidak akan pernah ada seekorpun kepiting yang keluar dari ember jika ada kepiting lain di dalamnya.

Hal semacam ini dalam suatu periode waktu saja akan mengeliminasi sebagian anggota dalam habitatnya secara administratif. 

Tapi tidak secara ideal yang mengutamakan kemajuan inovasi pengetahuan secara kolektif. Pada akhirnya akan memunculkan persaingan administrasi one vs one, yang akan saling memangsa diri mereka masing-masing di dalam ember kelas. 

Akan tetapi seolah habitat ini tidak pernah habis, mereka terus terlahir dari sistem-sistem sosial baru dengan gaya saling mengalahkan yang lebih nyentrik dan modern, makin kesini semakin ekstrim.

Inilah realitas Absensialism kampus. Bisa lebih diperparah dengan sudut pandang pengajar yang sama di dalam sistem tersebut., penilaian mutlak yang bersandar pada absensi dgn kacamatanya yang abstrak dan blur akan gerakan heroik sampul-sampul tugas mahasiswa yang memunculkan persaingan urutan nama. 

Padahal mayoritas ilmu yang berhasil dikonsumsi dengan baik oleh mahasiswa adalah kemampuannya mempraktikkan ilmu yang iya terima sementara administrasi membatasi gerak implementasinya.

Kejadian-kejadian ini menjadi krisis semua kampus. Tidak terkecuali UI. Absensialism menggeser penggalian potensi menjadi pertarungan untung-rugi nilai ijazah atau bahkan menutup peluang yang lain untuk sama majunya. Memaksa mereka menjadi kelompok habitat yan insecure.

 Seharusnya gagasan "Madrasah" pada masa kejayaan Islam yang menjadi inspirasi sistem pendidikan di Oxford University (urban morphology-victor O.) bisa kita lestarikan hari-hari ini. 

Ketentuan Hierarkisnya yg ilmiah, mendorong mereka yang maju tinggal sekamar dengan yang kurang maju, saling belajar dan mengajarkan, agar melahirkan gagasan baru (sistem tarik-dorong). Bukan menjadikan yang lain semakin tertinggal seperti realitas hari ini., di Tahun 2022.

Catatan pengalaman S2 di UI.
Depok. Juni, 2022.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline