Lihat ke Halaman Asli

Wahyu M.A Sitompul ST

Wahyu M.A Sitompul ST

Pancasila di Tengah Era Globalisasi

Diperbarui: 9 Agustus 2024   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi /dok. pri

Pancasila di Tengah Era Globalisasi

Kata Globalisasi merupakan salah satu kata serapan dari kata GLOBAL, yang artinya adalah meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Jadi bisa dikatakan bahwa Globalisasi bisa berarti memudarnya batas negara-negara di dunia.

Pancasila menjadi ideologi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia. Landasan yang fundamental tersebut mengatur bagaimana menjalankan visi atau arah kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia, dengan mewujudkan kehidupan yang menjunjung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dalam hal ini, seiring dengan perkembangan jaman, kehidupan bermasyarakat dan bernegara dihadapkan dengan pengaruh globalisasi dan modernisasi. Hal tersebut mengharuskan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang dapat memfilter kebudayaan yang berasal dari luar.

Pancasila menjadi ukuran untuk mengkritisi pengaruh-pengaruh luar yang dalam hal ini adalah suatu bentuk pengaruh globalisasi dan modernisasi. Untuk mengaktualisasikan setiap nilai pada masing-masing sila, maka dijabarkan melalui norma-norma dan peraturan-peraturan.

Pancasila adalah Ideologi negara, yang berarti isinya tidak boleh dirubah ataupun ditambahkan, apa pun kondisinya. Tapi, bukan berarti Pancasila menjadi sebuah dasar yang tidak bisa mengikuti perubahan zaman, karena Pancasila sendiri memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak tertutup terhadap perubahan pola kehidupan yang terjadi pada Masyarakat terutama Masyarakat Indonesia. Pancasila bersifat aktual dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Yang dimaksud “menyesuaikan diri” di sini tidak berarti bahwa Pancasila harus mengubah nilai yang dikandungnya, tetapi ia mampu mengeksplisitkan wawasan secara konkret, sehingga mempertajam kemampuannya untuk memecahkan masalah - masalah teraktual. "Para penggagas Pancasila sangat memahami bagaimana kultur bangsa ini yang tidak mungkin dapat diseragamkan karena terdiri dari berbagai jenis suku bangsa, namun masih bisa dipersatukan dalam kesatuan Negara Republik Indonesia. Presiden Sukarno sebagai penggali dan juga penggagas Pancasila melalui pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 memiliki visi misi kedepan bagi keberlangsungan bangsa Indonesia, dan juga agar kita semua senantiasa dapat hidup harmonis dalam keberagaman budaya," ujar Prof. Asc. Dr. Darmadi Durianto, di bilangan Restaurant Empurau jalan KH. Moh. Mansyur No.88 RT. 01 RW. 14 Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Sabtu, (15/6/2024) lalu.

Pancasila sangat diperlukan pada masa globalisasi ini sebagai filter untuk memilih budaya yang dapat diterima dan bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia, selain itu pancasila juga berperan sebagai alat untuk menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena di era globalisasi ini batasan - batasan antar negara seakan tidak terlihat, sihingga kebudayaan luar, serta informasi - inforamasi berita internasional masuk dengan mudah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline