Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Fajar Lestari

Content Writer - Mahasiswa

Proses Kreatif Menulis Novel dari Novelis Besar Indonesia: Andrea Hirata

Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tribunnews.com

Andrea Hirata merupakan salah satu penulis novel terkemuka di Indonesia. Ia adalah anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah yang lahir di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1967. Andrea Hirata mempunyai nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun. Ia sukses dalam dunia kepenulisan melalui karya-karya best sellernya yang memuat ide-ide kreatif dan mempunyai gaya tulisan yang khas. Salah satu karyanya yang paling populer adalah Laskar Pelangi yang pernah difilmkan pada tahun 2008. 

Laskar Pelangi sendiri menjadi buku sastra Indonesia terlaris sepanjang masa. Munculnya novel ini membuat masyarakat Indonesia memiliki semangat yang luar biasa karena dalam novel tersebut terdapat banyak kisah yang menginspirasi pembaca. Karya-karya lainnya antara lain Sang Pemimpi (2006), Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010), Sirkus Pohon (2018), Orang-Orang Biasa (2019), dan masih banyak lagi.

Dalam menghasilkan suatu karya, Andrea Hirata pasti melalui sebuah proses kreatif. Proses kreatif dapat dikatakan sebagai proses yang dilalui oleh seorang penulis dalam menghasilkan suatu karya sastra. Proses kreatif setiap penulis tentu berbeda-beda disesuaikan dengan kreativitas, pengetahuan, dan pengalamannya. 

Menurut Andrea Hirata, langkah pertama untuk menjadi seorang penulis adalah mempunyai mental yang kuat. Jangan pernah takut untuk menulis. Dalam menciptakan sebuah karya, setiap tulisan harus mempunyai ciri khas yang bisa membedakannya dengan karya orang lain. Seperti dalam karya-karya Andrea Hirata, dimana tulisannya memuat kisah-kisah yang dapat membangkitkan semangat para pembacanya. Novel Laskar Pelangi menyimpan sebuah kekuatan yang dibuktikan dengan adanya spirit dan perjuangan untuk melawan segala rintangan dan siap meraih impian dan kesuksesan. Oleh karena itu, banyak pembaca yang berargumen bahwa novel tersebut di ambil dari kisah nyata karena memuat banyak fakta.

Menurut Andrea Hirata, sebuah tulisan dikatakan bermakna bukan karena kehebatan intelektual di dalam tulisan tersebut. Saat ini banyak sekali penulis yang berupaya membuat tulisan seolah-olah hebat dengan menggunakan kalimat-kalimat atau istilah-istilah yang susah dimengerti oleh pembaca bahkan maknanya tidak dimengerti oleh penulis itu sendiri. Padahal hendaknya setiap penulis mampu mengidentifikasi kapasitas dirinya sendiri dalam menulis dan dalam menghasilkan karya seni apapun. Andrea Hirata selalu menekankan pada dirinya untuk mempromosikan Indonesia melalui sastra. Menurutnya, untuk menjadi penulis yang kreatif harus bisa memunculkan ide baru dengan menceritakan hal-hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat nyata agar lebih berarti.

Dikutip dari @bentangpustaka.com menulis dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mudah sekaligus sulit dilakukan. Terkadang banyak hambatan yang dirasakan oleh setiap penulis. Setiap kemudahan dan hambatan yang dialami oleh seorang penulis tentunya akan berbeda dengan yang dialami oleh penulis lain. Andrea Hirata sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu penulis yang terbilang produktif dalam 15 tahun berkarya di dunia kepenulisan.

Sebagai seorang penulis ternama, Andrea Hirata tentu mempunyai segudang pengalaman dalam menciptakan tulisan. Ia menganggap bahwa seorang penulis harus bisa menjadi seorang pencerita yang baik. Kemampuan bercerita menjadi hal penting yang perlu dikuasai. Hal ini karena semakin baik kemampuan bercerita seorang penulis maka akan selaras dengan kemampuannya untuk menuangkan apa yang ingin ia ceritakan melalui tulisannya. 

Selanjutnya, seorang penulis harus percaya pada cerita. Maksudnya, penulis harus memercayai cerita yang telah dibuatnya, khususnya jika itu merupakan cerita fiksi. Penulis harus berpikir secara luas dan mendalam dan percaya akan cerita fiksi dalam novel yang telah ia susun. Setelah itu, seorang penulis juga harus memiliki niat baik dalam bercerita. Melalui niat baik dan tujuan baik bercerita dan menulis, nantinya penulis akan memiliki misi dan visi yang kuat sehingga dapat mendorong munculnya kreativitas dalam menciptakan karya.

Andrea Hirata pernah mengatakan bahwa writing is living. Artinya ia menganggap bahwa hidupnya dan kegiatan menulis telah menjadi satu kesatuan. Dua hal tersebut saling melengkapi yang tentunya dibalut dengan suatu hal yang dinamakan passion. Jika seorang penulis memiliki hal tersebut, maka secara alamiah menulis menjadi suatu hal yang mudah dan bisa mendorongnya untuk menghasilkan tulisan yang terbaik. Andrea Hirata merupakan penulis yang memiliki gaya spontanitas dalam menulis tetapi tetap didukung dengan adanya riset.

Riset mempunyai peranan penting dalam proses menciptakan sebuah karya. Para penulis saat ini khususnya anak-anak muda cenderung sedikit menulis dan kurang riset. Banyak yang baru menulis satu hingga dua halaman tetapi sudah menyajikannya dan terlalu berlebihan, hingga akhirnya tulisannya tidak berlanjut. Andrea Hirata merasa bahwa anak muda zaman sekarang 90% menulis, dan hanya 10% riset. Padahal seharusnya dibalik menjadi 10% menulis dan 90% riset. Ketika riset sudah terpenuhi dan data yang didapatkan sudah cukup banyak, maka proses menulis akan mengalir dengan sendirinya. Laskar Pelangi contohnya, buku ini ditulis oleh Andrea Hirata hanya dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Namun di balik itu, waktu riset yang dilakukan jauh lebih banyak. Selain itu, Andrea Hirata selalu membaca novel setiap hari sebagai referensi menulisnya. Andrea Hirata bahkan mengagumi penulis senior Ahmad Tohari, yang kemudian menjadikannya sebagai referensi dalam menulis fiksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline