Lihat ke Halaman Asli

NKTCHI, Film tentang Konflik Keluarga Masa Kini

Diperbarui: 12 Juni 2020   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber:mediaindonesia.com

Saya termasuk telat menonton film ini. Kala film ini saat itu ramai di Bioskop saya belum sempat menonton. Baru saat akhirnya tayang di Netflix beberapa hari yang lalu, saya sempatkan bersama istri menikmati film ini.

Dari seliweran berita, review, dan cerita tentang film ini satu tema besar yang diangkat adalah konflik keluarga. Menarik karena tidak banyak setahu saya film tentang konflik keluarga yang bisa sukses menembus box office nasional. Rata-rata film Indonesia yang sukses di pasaran berbicara tentang cinta, hal-hal mistis, atau film komedi.

Hal yang membuat saya tertarik untuk menonton adalah produser dan sutradara yang berperan dalam film ini. Visinema dan Angga Dwimas Sasongko, yang terkenal sukses memperkenalkan konsep-konsep baru dalam film dan film-filmnya mampu menyuguhkan hiburan yang berbeda dari kebanyakan produser lain. 

Dari awal terlihat pengemasan film ini top notch. Pengambilan Gambar, Musical Score, Original Theme Song, semua pas dan keren. Dari segi casting film ini pun cukup kuat. Beberapa nama langganan dari Visinema juga tampil di film ini, sebut saja Chicco Jericho dan Rio Dewanto.

Film ini bercerita tentang Awan, yang diperankan oleh Rachel Amanda, anak bungsu yang punya dua kakak, Angkasa dan Aurora. Awan belum lama lulus kuliah dan sedang meniti karir sebagai arsitek di firma arsitektur milik Arsitek Terkanal  yang diperankan Chicco Jericho.

Film ini juga bercerita tentang beberapa masa di kehidupan keluarga Awan, ada cuplikan saat dia dilahirkan, saat ia kecil dan mengalami kecelakaan tertabrak motor, dan hidupnya saat ini yang digambarkan memberontak terhadap aturan-aturan ketat yang ditetapkan orang tuanya.

Sebagai orang tua dengan 3 anak seperti saya, tidak mudah bersimpati terhadap Awan, ya kita semua pernah muda dan mungkin pernah melawan orang tua. 

Namun konflik yang dibangun disini sesederhana Ayahnya melarang untuk keluar malam, meminta kakaknya menjemput dari kantor, membantunya dengan pekerjaan di kantor, semua hal itu untuk saya masih belum bisa menjadi trigger suatu pemberontakan. Jadi terkadang di sela-sela film ini saya masih suka bergumam kalau Awan ini anak yang tidak bisa bersyukur dan menghormati orang tua.

sumber: kronologi.id

Masalah makin meruncing ketika Awan harus kehilangan pekerjaannya dan bertemu Kale seorang manajer band yang diperankan oleh Ardhito Pramono. Ketika Awan mulai jalan bersama Kale, ngedate istilah anak jaman sekarang mungkin, dari makan Gulai Tikungan sampai ngobrol di kamar Kos Kale, Awan mulai menjauh dari keluarga. Puncaknya saat Awan tidak bisa dihubungi dan terlambat datang di pameran seni rupa Aurora.

Konflik yang datangnya dari Aurora juga sudah mulai dibangun di awal film, ketika Aurora lebih memilih bekerja di studionya ketimbang makan bersama keluarga di rumah saat mereka batal makan diluar saat anniversary orang tuanya. Beberapa screen flashback saat aurora mengikuti kejuaraan renang juga makin menguatkan narasi konflik anak tengah dan anak bungsu ini.

Hal yang menjadi pertanyaan banyak penonton termasuk saya adalah kenapa saat adegan setelah kelahiran Awan, Orang Tua mereka seperti diliputi kesedihan yang luar biasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline