Saat ada demo pengumpulan masa dengan sebutan terkenal Demo 212 itu kolega saya di Jepang bertanya, apa yang dituntut. Rasanya saat itu saya tidak mau menjawab. Ya, saat itu NHK menyiarkan Demo 212 dan saat itu saya berada di Tokyo.
Tapi saya saat itu berpikir lain jauh sebelum para peserta demo itu betul-betul turun ke jalan, kenapa peserta Demo 212 tidak dilengkapi dengan atribut gambar pesawat karya PTDI seri N212 itu. Nama demonya mengingatkan saya pada seri pesawat buatan PTDI. Memang saya suka sekali berpikir lain.
Kalau ada yang "ndompleng" demo 212 untuk menuntut mengenjot produksi pesawat tentu akan asyik beritanya. Mungkin ada yang "mlongo" dan berkata:
"Eh ada juga umat Muslim yang perhatian terhadap produksi pesawat nasional kita". Tentu akan lebih heboh daripada gambar Sari Roti itu.
Saya suka pelajari apa sebenarnya yang dikembangkan PTDI dengan negara-negara lain. Ternyata eh ternyata dunia itu bukan datar, eh bukan ini kesimpulannya, ternyata PTDI itu ada kerjasama dengan Malaysia, tentu ini satu dari negara yang diajak kerjasama, nama perusahaannya AIROD. AIROD ini mengurusi pemeliharaan pesawat Royal Malaysian Air Force.
Kini PTDI tengah mengembangkan pesawat tipe N245, pesawat komersial untuk penerbangan pendek. Sangat cocok sekali untuk dikembangkan di Indonesia, karena kepulauan. Semoga ada Demo 245 untuk berikutnya dengan membawa atribut PTDI dan proto-type N245 beramai-ramai di Bandung, Jakarta, sampai Papua. Demo yang menuntut produksi Indonesia agar kita cepat menjadi negara maju sejahtera.
Kita sambut dan kita bangun Indonesia menjadi negara bermartabat. Salam 245 dari Langkawi, Malaysia!
Tapi demo 245 itu enaknya diadakan tanggal berapa ya, kagak ada bulan 45 dalam kalendar. Ada usulan dari Anda, beritahu saya ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H