Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Fajar

Mahasiswa

Pemahaman Filsafat Melalui Pola Pikir dan Pemahaman Ontologi

Diperbarui: 14 Oktober 2024   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling mendalam, melibatkan pola pikir yang radikal, total, dan rasional. Filsafat tidak hanya sebatas merenung atau berpikir, tetapi sebuah upaya untuk memahami segala sesuatu secara mendalam. Kata "radikal" di sini merujuk pada kemampuan untuk memikirkan sesuatu hingga ke akar-akarnya, memahami asal usul, tujuan, dan esensi dari sebuah pertanyaan atau fenomena. Sementara itu, pemikiran "total" berarti bahwa pandangan yang dibentuk dalam filsafat tidak hanya berasal dari sudut pandang pribadi sang pemikir, tetapi mencakup perspektif yang luas dan menyeluruh. Terakhir, "rasional" menunjukkan bahwa proses berpikir dalam filsafat sangat menekankan pada logika, fakta, dan data, bukan sekadar perasaan atau intuisi semata.

Sebagai contoh, filsafat sering disebut sebagai "ibu dari segala pengetahuan." Mengapa? Karena di balik setiap ilmu pengetahuan---baik itu ilmu alam, sosial, maupun humaniora---selalu ada pertanyaan mendasar yang bersifat filosofis. Misalnya, dalam ilmu fisika kita mempelajari tentang alam semesta, tetapi filsafat menanyakan pertanyaan yang lebih mendasar seperti "Apa itu realitas?" atau "Bagaimana kita bisa yakin bahwa alam semesta benar-benar ada?" Ilmu filsafat mempersoalkan segala hal hingga ke intinya, itulah mengapa ia dianggap sebagai puncak dari segala pengetahuan.

Ilmu filsafat juga memiliki beberapa cabang mulai dari Teori Kebenaran, Ontologi, Aksiologi, metafisika, dll. Namun pada tulisan ini kita akan membahas cabang ilmu filsafat yaitu Ontologi. Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang keberadaan atau eksistensi sesuatu serta tentang hakikat realitas. Cabang ilmu ini memiliki beberapa pertanyaan dasar yaitu seperti :
- Apa yang ada ?
- Apa aitu eksistensi ?
- Bagaimana kita mendifinisikan keberadaan itu ?
Dalam cabang ilmu ini yaitu Ontologi terdapat dua pemikiran atau konsep yang cukup berlawanan yaitu Ontologi Idealisme dan Ontologi Materialisme.

Ontologi Idealisme

Ontologi idealisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada atau yang terjadi berasal dari ide-ide kita. Dalam hal ini, ide dianggap sebagai dasar dari segala hal. Contoh sederhananya, sebelum seseorang menjadi mahasiswa, pasti ada sebuah ide yang terlintas di benaknya tentang bagaimana kelak ia akan berkuliah setelah lulus SMA. Ide itulah yang kemudian memicu tindakan nyata---mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi, mendaftar, dan akhirnya menjadi mahasiswa.Dalam ontologi idealisme, ide-ide kita adalah pusat dari keberadaan. Segala sesuatu dimulai dari pikiran, dan dari situlah realitas terbentuk. Pendekatan ini memandang dunia sebagai hasil dari konstruksi mental yang diciptakan oleh pemikiran manusia.

Ontologi Materialisme

            Bertolak belakang dengan idealisme, Ontologi Materialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada dan terjadi berasal dari realitas objektif yang bersifat fisik. Artinya, gagasan atau ide muncul setelah kita mengalami kenyataan tertentu. Mengambil contoh yang sama, seseorang memutuskan untuk menjadi mahasiswa bukan semata-mata karena ia memiliki ide tentang hal itu, melainkan karena realitasnya ia sudah berada di kelas tiga SMA, atau telah lulus dari SMA, dan kemudian muncul ide untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Realitas fisik memicu lahirnya ide.Dengan kata lain, dalam ontologi materialisme, dunia luar yang nyata mendahului ide-ide yang muncul dalam benak manusia. Kita memahami keberadaan kita melalui realitas yang ada, bukan sebaliknya.

Ontologi Komunikasi

            Ontologi tidak hanya hadir dalam memberikan konsep hubungan antara ide dan realitas, ontologi juga hadir dalam dunia komunikasi. Ontologi Komunikasi mempelajari realitas yang dibentuk melalui adanya komunikasi dalam sosial. Baik komunikasi yang terjadi antara individu maupun komunikasi yang terjadi antar kelompok. Serta unsur unsur dalam komunikasi seperti keberadaan komunikator, komunikan, pesan, serta media yang menjadi unsur utama dalam berkomunikasi

Ontologi Komunikasi merupakan Ontologi yang mempelajari tentang realitas dalam komunikasi Yaitu realitas dalam komunikasi merujuk pada bagaimana individu dan kelompok memahami, membentuk, dan berinteraksi dengan dunia sosial melalui proses komunikasi. Serta memahami keberadaan komunikator, komunikan, media, hingga pesan dalam berkomunikasi. Serta memahami adanya struktur dan agensi dalam komunikasi. Struktur yaitu merupakan norma atau aturan yang membatasi dan mengatur sebuah komunikasi. Sebagai contoh, dalam komunikasi sehari hari pasti kita terbentur sebuah aturan yang mengakibatkan kita memiliki Batasan dalam ber-komunikasi. Seperti jika kita berada didalam kelas kita pasti memiliki dosen yang membuat kita harus memikirkan aturan dalam berkomunikasi, kita tidak boleh menyela pada saat sang dosen memberikan pesan, itulah contoh aturan dalam berkomunkasi. Agensi merupakan individu yang bertindak bebas dalam berkomunikasi namun tetap harus mengikuti struktur aturan yang berlaku.

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline