Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) memiliki tanggung jawab atas pengembangan kebijakan pendidikan, termasuk perumusan kurikulum. Dengan terpilihnya Mas Menteri Nadiem Makarim, kurikulum di Indonesia telah berganti menjadi Kurikulum Merdeka yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada peserta didik dalam memilih dan mengembangkan kurikulum sesuai minat dan bakat mereka. Konsep kurikulum ini mendorong peserta didik untuk menjadi subjek aktif dalam proses belajar, dan memungkinkan mereka untuk memilih mata pelajaran, metode pembelajaran, dan jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan individu mereka.
Penerapan kurikulum merdeka sudah hampir menyeluruh pada tingkat satuan pendidikan setelah melakukan sosialisasi penjelasan tentang kurikulum merdeka. Salah satu contoh kampus di Indonesia yang menerapkan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah Universitas Negeri Malang mengajak para mahasiswa untuk membawa perubahan yang mandiri dan kreatif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka dan memilih mata kuliah yang relevan dengan tujuan mereka sendiri. Mahasiswa mendukung pengembangan keterampilan praktis dan pemikiran kritis. Di era digital ini, mahasiswa dan pihak kampus mengoptimalkan dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dengan platform yang tersedia. Program yang dikembangkan oleh Universitas Negeri Malang salah satunya melalui Program Asistensi Mengajar.
Asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah aktivitas pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dengan guru/tutor/fasilitator/orang tua di berbagai satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal, non formal, dan informal. Satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal meliputi jenjang pendidikan anak usia dini, yaitu Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain (TK-KB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) atau yang sederajat. Sebagai calon guru, program Asistensi Mengajar memberikan kesempatan berharga untuk mahasiswa jurusan pendidikan dalam mengasah keterampilan mengajar dan memahami secara langsung dinamika lingkungan sekolah.
Salah satu mitra asistensi mengajar Universitas Negeri Malang yaitu di SMAN 1 Tulungagung atau biasa dikenal dengan sebutan SMARISTA. SMAN 1 Tulungagung berlokasi di Jalan Fatahilah, Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. SMA Negeri 1 Tulungagung merupakan salah satu SMA Negeri di Kecamatan Tulungagung dan menjawab kerinduan masyarakat akan berdirinya sekolah yang mencerminkan identitas Kabupaten Tulungagung. Meskipun SMAN 1 Tulungagung tergolong sekolah baru yang baru berdiri tahun 2013, tetapi sudah banyak prestasi yang telah ditorehkan mulai dari tingkat Kabupaten hingga Nasional baik bidang akademik dan nonakademik. Mahasiswa yang ditempatkan di SMARISTA dari S1 Pendidikan Ekonomi sebanyak 6 mahasiswa, diantaranya 1) Hera Ariska, 2) Jihan Mumtaz, 3) Listy Dyah Agustiani, 4) Lena Viviantari, 5) Wahyu Fitrianti, 6) Wisda Rizqianto Alfiati.
SMAN 1 Tulungagung telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka khususnya pada kelas X. Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya dibentuk menjadi siswa cerdas. Namun, juga berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau yang disebut sebagai wujud Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, Projek Penguatan Profill Pelajar Pancasila (pembelajaran kokurikuler), dan ekstrakurikuler. Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi utama meliputi:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Berkebinekaan global.
Bergotong-royong.
Mandiri.
Bernalar kritis.