Lihat ke Halaman Asli

Sosiologi Keluarga

Diperbarui: 9 Februari 2022   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembicaraan studi mengenai keluarga tidak dapat dilepaskan dari studi tentang kemasyarakatan. Dalam studi kemasyarakatan kita terhubung dengan disiplin ilmu Sosiologi. Oleh sebab itu, studi tentang sosiologi keluarga tentu tidak lepas atau berhubungan dengan pemahaman kita mengenai Sosiologi.

Pandangan Herbert Spencer tentang masyarakat mengambil ibarat tentang kondisi tubuh manusia atau memahaminya menurut analogi organik di mana antara bagian yang satu berhubungan secara fungsional dengan bagian lainnya. Masyarakat sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang memiliki hubungan ketergantungan satu sama lain atau bersifat organik. Maka cara pandang dan pemahaman yang sama sebagaimana disebut, diterapkan juga terhadap usaha untuk mempelajari Sosiologi Keluarga.

Selanjutnya, Emile Durkheim juga mengemukakan cara pandang dalam memahami masyarakat secara fungsionalisme. Cara pandang ini dilakukannya dengan menelusuri fungsi dari berbagai elemen-elemen sosial, misalnya norma, nilai, status, dan peranan sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial di masyarakat. Pendekatan yang sama (seperti itu) dipergunakan pula dalam mempelajari Sosiologi Keluarga.

Dalam hal ini, kehidupan normal keluarga-keluarga di masyarakat dapat kita lihat pula dari hubungan-hubungan fungsional menurut peranan ayah, ibu, dan anak. Sejauh mana peranan-peranan dan hubungan sosial dari unsur-unsur keluarga tersebut berlangsung, sangat dipengaruhi oleh keberadaan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, dalam mewujudkan tujuan yang dikehendaki.

Dalam sebuah masyarakat, keluarga dipandang sebagai struktur terkecil dari masyarakat tersebut yang terdiri dari individu-individu yang merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih besar. Keluarga inilah sebagai satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia, yaitu manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang berbeda sesuai dengan stratifikasi.

Ilmu sosiologi juga menaruh perhatian besar terhadap keluarga, bukan dilihat dari sisi biologis atau psikologis semata, tetapi juga menekankan pada hubungan antar anggota, juga pada hubungan antar keluarga dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Sosiologi keluarga menjadi disiplin ilmu yang penting dan diperlukan, sejalan dengan fungsi-fungsi keluarga dalam masyarakat.

Maka dari itu, kajian sosiologi keluarga berperan sebagai penyesuaian bentuk-bentuk fungsi keluarga. Berbagai fenomena terkait dengan keluarga dapat dikaji melalui sosiologi keluarga yang kemudian dapat menghasilkan sebuah penyelesaian ataupun pemahaman-pemahaman tertentu. Sosiologi keluarga harus dapat memberikan pengetahuan mengenai sosialisasi dalam keluarga, interaksi dalam keluarga, mulai dari interaksi suami istri, orang tua dengan anak, hubungan antar saudara, hubungan keluarga dengan tetangga, disharmoni dan disorganisasi dalam keluarga, kekerasan rumah tangga, perceraian, sistem perkawinan, perkembangan keluarga, munculnya keluarga kecil, single parent, perubahan struktur keluarga, perubahan fungsi keluarga, tipe-tipe keluarga.

Maka dari itu pentingnya mempelajari ilmu sosiologi keluarga karena keluarga sebagai lembaga sosial kecil juga memiliki peran dalam pembentukan karakter. Lalu keluarga juga sebagai miniatur kecil dalam kehidupan bermasyarakat. Dan keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline