Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Sampah Organik dalam Penciptaan Budidaya Maggot oleh Mahasiswa KKN-T IPB Desa Jambuwer

Diperbarui: 27 Juli 2023   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Institut Pertanian Bogor (IPB) 2023 telah berhasil memanfaatkan peluang dari permasalahan yang ada di Desa Jambuwer khususnya dalam permasalahan sampah sebagai awal mula penciptaan budidaya baru di Desa Jambuwer, yaitu maggot yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat terutama para pembudidaya ikan dan juga para peternak ayam dan kambing. 

Berbagai permasalahan ditemukan contohnya seperti permasalahan pada sampah yang kian menumpuk alhasil berujung terjadi pembakaran dan permasalahan pada pakan ternak  yang semakin mahal membuat masyarakat desa setempat merasa kesulitan. “Jambuwer itu termasuk desa eduwisata nya banyak, tapi masalah sampah sampai sekarang belum terselesaikan. Terus para peternak disini juga mengeluh ke saya kalau mereka kesulitan mendapatkan pakan ternak karena harganya yang semakin mahal dan tidak sesuai dengan penghasilan yang mereka dapatkan,” kata Bu Sulis-pengelola salah satu tempat Eduwisata dan Greenhouse di Desa Jambuwer.

Dok. pribadi

Mahasiswa KKNT IPB 2023 memanfaatkan peluang dari permasalahan tersebut dengan menciptakan program pemilahan sampah berupa pemilahan sampah organik dan anorganik yang berguna untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pengolahan kembali sampah-sampah tersebut. Sampah-sampah hasil sisa rumah tangga atau sampah organik bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna bagi pakan ternak berupa penciptaan budidaya maggot. Sampah tersebut akan diurai oleh Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang dapat menghasilkan larva maggot hingga 2 ton dalam kurun waktu 2-3 minggu saja.  

Maggot Black Soldier Fly (BSF) merupakan ulat atau larva yang dapat mengurai sampah organik seperti sayuran, buah-buahan, dan sampah sisa rumah tangga yang mampu dimanfaatkan sebagai pakan ternak bagi hewan ternak seperti kambing, ikan, dan sapi. Selain itu, maggot juga tidak menularkan bakteri dan penyakit atau kuman sehingga aman untuk dikonsumsi oleh hewan ternak.

Pembuatan maggot, dok. pribadi

Temuan peluang ini menciptakan kolaborasi yang bermanfaat yaitu dengan adanya pemilahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan mempermudah masyarakat dalam memilah makanan atau bahan yang dipergunakan untuk budidaya maggot yang nantinya akan berpeluang menjadi pakan hewan ternak atau bahkan dalam segi ekonomis. Budidaya maggot tak hanya menguntungkan dari sisi sebagai pakan ternak saja, namun juga bisa bernilai ekonomis lainnya seperti pembuatan tepung maggot, penjualan telur maggot, pembuatan pupuk organik, dan lainnya.  

Budidaya maggot ini disambut antusias oleh masyarakat di Desa Jambuwer karena mereka merasa bahwa maggot mampu menjadi awalan yang baik bagi mereka selain minimnya biaya yang dikeluarkan juga mudah untuk dipraktekkan di rumah. “Saya sangat antusias dan berterima kasih kepada mahasiswa tim KKN-T Insitut Pertanian Bogor, atas adanya budidaya maggot ini. Saya sebagai peternak ikan akan sangat senang dan merasa dipermudah dalam pencarian pakan ikan saya. Harga pakan sekarang sudah mahal, kadang saya merasa keuntungan yang saya dapat lebih sedikit daripada harga pakan yang saya keluarkan. Semoga dengan adanya budidaya maggot ini ternak ikan saya semakin sehat dan banyak,” ucap Bapak Marqito-pembudiaya ikan Desa Jambuwer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline