JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Saya Wahyu Dwi Prasetyaningrum Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Wonosobo, dalam modul 2.2 ini saya mempelajari materi tentang Pembelajaran Sosial Emosional. Dalam materi ini beberapa hal yang saya lakukan dan saya rasakan adalah :
- Facts (Peristiwa):
Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional dimulai pada 23 Februari 2023. Setelah sebelumnya belajar modul 2.1 tentang bagaimana merencanakan pengalaman belajar dan lingkungan belajar dengan menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid agar murid dapat mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam modul 2.2 ini, saya belajar bagaimana menciptakan pengalaman dan lingkungan belajar yang memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional murid. Saya belajar bagaimana mengelola emosi dalam memiliki kesadaran diri, memanajemen diri dengan strategi STOP bagaimana saya membuat keputusan dengan POOCh. Yang sebelumnya belum pernah saya peroleh, saya menjadi paham menjadi seorang pendidik tidak hanya memberikan materi pembelajaran saja tetapi harus memperhatikan sosial dan emosional murid didalam kelas.
Dalam Demonstrasi Kontekstual ada tugas membuat RPP yang memuat KSE. Saya membuat RPP yang mengintegrasikan KSE. Sebagai acuan juga dalam melakukan Aksi Nyata RPP tersebut saya buat lengkap dengan Pembelajaran Berdiferensiasi yang juga didalam RPP tersebut dilengkapi Sintaks-sintaks Model Pembelajaran. Awalnya saya merasa kesulitan menyusun RPP tersebut, karena selama ini belum melengkapi RPP dengan sintaks-sintaks model pembelajaran yang mengintegrasikan tentang pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang mengintegrasikan KSE. Setelah saya konsultasikan kepada Pengajar Praktik akhirnya saya selesai membuat RPP secara lengkap.
- Feelings (Perasaan)
Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya bahwa ternyata saya sudah melakukan pembelajaran social emosial ini. Perasaan saya setelah mempelajari modul ini adalah senang dan termotivasi, dan percaya bahwa saya akan mampu menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan mengintegrasikan 5 Kompetensi Sosial Emosional.
- Findings (Pembelajaran)
Pada memperlajari modul ini saya memahami serta menyadari pentingnya perkembangan murid secara holistik, bukan hanya intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter. Lemahnya perkembangan sosial emosional para murid terlihat dengan meningkatnya perilaku negatif murid, performa akademik murid menurun, terjadi kasus perundungan, murid dengan gangguan emosional seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan kasus bunuh diri pada usia remaja. Keadaan sosial murid menjadi focus dalam merencanakan kegiatan pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh murid. Oleh karenanya penting sekali pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional murid. Sudah menjadi kewajiban saya sebagai guru saya memikirkan bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing mereka agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Ini merupakan sebuah tantangan besar, namun dengan semangat dan tindakan yang nyata tentunya akan terlaksana dengan baik.
Saya merasa dalam mempelajari materi ini yang saya dapatkan hal baru yang sangat luar biasa di modul 2.2 ini yang sebelumnya belum saya pahami dan belum pernah saya dapatkan. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan 5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran 5 KSE tersebut akan dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora. Semua ini selaras dengan filosofi KHD yang pertama saya dapatkan pada saat pertama kali saya mengikuti kegiatan Pendidikan guru penggerak ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H