Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah (PHIWM) dalam Kehidupan Pribadi dan Bermasyarakat

Diperbarui: 24 Oktober 2022   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implementasi Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah (PHIWM) Dalam Kehidupan Pribadi dan Bermasyarakat

 

Ns. Wahyudi Rahmadani, S.Tr.Kep

Dr. Nurchayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Prodi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).

Setiap Warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas dan penuh ketundukan sehingga terpancar sebagai ibad al-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muhsin, dan muttaqin yang paripurna. Sebagai warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak takhayul, bid'ah dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah SWT.

Nabi Muhammad adalah teladan dan panutan terbaik dalam kehidupan warga Islam, bahkan seluruh umat manusia. Beliau memiliki ahlaq yang teramat baik, sehingga menjadikan beliau uswatun hanasah bagi setiap manusia. Sehingga setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi Muhammad dalam mempraktekkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanah, yang diteladani oleh sesama berupa sifat shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Selain itu, setiap warga Muhammadiyah dituntut juga untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati agar terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk. Sehingga terpancarlah kepribadian yang shalih yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya. Ketika ibadah kita kepada Allah ditingkatkan, maka Allah akan memberikan ketenangan dan ketentraman didalam hati. Kemudian semua aspek kehidupan akan dijamin dan dibimbing olehNya, hati kita akan mencegah melakukan hal-hal yang dilarang dan akan selalu dibimbing untuk mengerjakan amal baik.

Islam mengajarkan agar setiap muslim hendaknya menjalin tali persaudaraan antar sesama muslim itu sendiri maupun dengan saudara non muslim dan saudara yang memiliki perbedaan dengannya. Setiap warga Muhammadiyah harus senantiasa berfikir secara burhani (pendekatan tekstual dan kontekstual), bayani (pendekatan dengan fakta dan ratio) dan irfani (pendekatan dengan hati nurani) yang mencerminkan cara berfikir yang islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliyah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi hablu min Allah dan hablu min al-naas maslahat bagi kehidupan umat manusia. Sehingga hubungannya dengan Allah menjadi baik, dilihat dari keimanan dan ketaqwaannya. Selain itu, baik juga hubungannya antara sesama manusia sebagai makhluk sosial yang kemudian terwujudlah islam yang rahmatan lil a'lamin.

Referensi : 

PP Muhammadiyah. 2002. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Cet IV Yogyakarta: Suara Muhammadiyah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline