Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Nugroho

Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Bab 45 Para Gembong Tewas

Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Srigunting karena marah segera melompat dengan cepat seperti kilat, menerjang Sekar Arum dengan pukulan yang dahsyat. Tangan kanannya menjulur lurus mengarah ke dahi gadis itu. Jari-jarinya terkepal siap memecahkan kepala lawannya yang telah membuat geram hatinya. 

Namun gadis murid pedepokan gunung Arjuna itu dengan mudahnya menghindar. Ia menggeser kakinya ke kiri, tangan kirinya menepis tangan Srigunting yang menjulur ke dahinya dengan telapak kiri, sedangkan tangan kanannya menyilang melindungi dada.

Gagal dengan serangan pertamanya, Srigunting balik badan dengan cepat. Ia kirim siku kirinya untuk menyerang pelipis lawan. Tapi lagi-lagi Sekar Arum bergeser. Kini ia pindahkan kakinya ke kanan sambil mencondongkan badannya.

Srigunting memutar tubuhnya sambil mengangkat kaki kiri mengirim tendangan sabit. Sekar Arum menarik kaki kirinya ke belakang sambil membenturkan siku kanannya ke mata kaki lawan.

Srigunting menghindar dari benturan itu, cepat-cepat ia tarik kakinya. Dengan lompatan ia memukulkan sisi tangannya ke kepala lawan. Seperti burung kuntul Sekar Arum melompat melontarkan tubuhnya menjauhi lawan, kini sikap tangannya seperti satria siap memanah.

Srigunting semakin marah, ia melompat seperti kilat menyerang pinggang lawan dengan mengirim tendangan miring kaki kanan lurus dengan cepatnya. Namun tendangan itupun tidak mengenai lawannya. Sekar Arum telah pindah tempat dengan cepat pula. 

 Srigunting menggeram, hatinya panas. Ia merasa dipermainkan oleh gadis muda lawannya itu. Segera ia putar kedua tangannya seperti baling-baling, pertanda ia kerahkan puncak ilmunya. Sejenak kemudian iapun menyerang dengan pukulan dan tendangan berantai dengan cepatnya. Tetapi usahanya nihil, tak sekalipun serangannya mengenai lawan.

Sekar Arum melompat menjauhi musuhnya.  Ia mengatur nafas sejenak sambil mengamati pendekar gunung Kendeng itu. Ilmu lawannya tak jauh bertaut dengan ilmu muridnya. Gadis itu kian percaya diri mampu mengalahkan lawannya.

"Kau sudah aku kalahkan tuan. Lebih sepuluh jurus kau menyerangku, tapi tak satupun mengenai tubuhku. Seperti sesumbar tuan jika lima jurus bisa aku hindari, maka tuan akan menyerah kalah." Kata Sekar Arum.

"Persetan. Apa peduliku dengan semua yang telah aku ucapkan. Sebentar lagi kau pasti tewas." Jawab Srigunting.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline