Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Nugroho

Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Bab 40, Cantrik Mang Ogel (Cersil STN)

Diperbarui: 23 Juli 2024   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokpri

Malam itu Senopati Wira Manggala Pati bersama tiga puluh prajurit pengikutnya berbincang-bincang dengan ki demang serta para pemimpin pengawal pedusunan se kademangan Maja Dhuwur. Mereka memperbincangkan penempatan prajurit Bala Putra Raja yang sekelompok demi sekelompok kecil akan masuk ke wilayah kademangan.

"Prinsipnya jangan semua di tampung di satu dusun, jadi harus menyebar rata ke seluruh kademangan."

"Apakah tidak lebih menyulitkan Senopati jika mereka tersebar. Akan sulit mengumpulkan mereka jika dibutuhkan mendadak." Kata ki demang.

"Selama musuh belum di depan mata, barangkali itu yang lebih baik. Mereka dapat membantu pengawal mengungsikan penduduk sebelum perang terjadi.  Kebutuhan makanpun bisa dikelola lebih sederhana, tidak perlu membuat dapur umum yang melibatkan banyak orang. Pokoknya, jangan merepotkan warga kademangan. Kita datang untuk meringankan beban, bukan menambah beban" kata senopati.

Benar saja esok harinya telah datang rombongan kecil memasuki kademangan lewat dusun Sumber Rejo, mereka mengiringi dua buah pedati berisi bahan makanan. 

Seorang pengawal segera mengantarkan mereka menuju dusun di mana mereka sementara tinggal. Lima puluh prajurit itu di tempatkan di balai kabekelan setempat.

Dari pintu gapura dusun Tempuran juga masuk rombongan serupa, mereka juga membawa bekal bahan makanan yang dimuat dua pedati. Dua orang pengawal menyarankan untuk terus ke dusun berikutnya. Ke dusun Maja Legi.

Demikianlah untuk hari-hari berikutnya, kelompok demi kelompok telah ditempatkan di setiap dusun kademangan. Prajurit-prajurit itu dipersiapkan menjadi inti pasukan yang akan menahan serangan golongan hitam.

Menurut senopati masih ada sejumlah prajurit yang ditempatkan di luar kademangan. Mereka membuat pesanggrahan di sebuah hutan yang cukup tersembunyi dari intaian mata-mata musuh. Mereka akan terjun ke medan jadi sayap gelar yang akan disusun kelak.

Beberapa malam berikutnya tengara disampaikan kepada para pimpinan pengawal lewat bunyi kentongan tiga berganda berulang ulang. Mereka harus kumpul di balai kademangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline