Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Nugroho

Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Bab 22, Perjalanan Ke Padepokan (Cersil STN)

Diperbarui: 1 Juni 2024   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari masih pagi ketika Sembada bertamu ke rumah ki demang.  Di depan pendapa rumah bertemu dengan Handaka.  Pemuda gemuk pendek itu menatap tajam kepadanya. Sembada menundukkan kepala.

"Kenapa kamu sepagi ini datang kemari ?" tanyanya agak sinis.

"Saya diperintah ki demang menemui beliau tuan." Jawab Sembada sopan.

"Ada urusan apa ayah memerintahmu kemari ?" tanyanya lagi.

"Tidak tahu tuan"jawab Sembada.

"Ayah belum bangun. Semalam beliau sibuk nganglang seluruh wilayah kademangan. Kalau mau kamu tunggu di sana. Di bawah pohon beringin sana." Kata Handaka dengan congkaknya.

Tiba-tiba datang Sekarsari mendekat. "Kakang semalam ayah berpesan, jika Kakang Sembada datang minta beliau dibangunkan."

"Tidak ! Tentu ayah masih lelah. Jangan kau bangunkan. Biar Sembada menunggu saja sampai beliau bangun. Enak saja."

"Kakang, ini amanah ayah Kang. Aku takut beliau marah padaku."

"Jangan takut. Aku yang bertanggung jawab."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline