Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Nugroho

Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Surat-Surat dari Desa (1)

Diperbarui: 19 Maret 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mencintaimu

Mencintaimu

Adalah liku menyusur kali di pegunungan

Kian lama kian sempit dan sunyi

Tapi tak pernah kulepas harapan


Suatu ketika pasti menemu

Bening mata air sumber kehidupan

Seperti cintamu

Selalu jadi mata air kehidupanku


Mencintamu

Ibarat mengikut gerak bintang di gelap malam

Kian hari kian jauh dan tak berujung

Tapi itu tak pernah kusesali


Sebab bersamamu adalah waktu terbaik

Dari umur manusia yang teramat pendek

Cinta kita

Mengalahkan hidup yang sia-sia


San, sahabatku

Ini suratku yang pertama, setelah bertahun-tahun tak bersua. Ingin aku bertemu lagi, duduk bersama, berbincang apa saja. Sambil menikmati silir angin lereng gunung Gede. Di desa Sarongge, tempatmu bertani.

Tentu saja, sembari menyeruput kopi. Kesukaan kita.

Kupetik sebait puisi, yang tertulis dalam novelmu. Hal 314 novel Sarongge. Telah berulang kali kubaca dan kubaca. Alangkah indahnya.

Telah sering aku coba. Ungkapkan rasa, tuang pikiran, lewat untaian kata, dan anyaman kalimat indah. Namun setelah kubaca, selalu hadirkan rasa kecewa. Aku gagal mencipta puisi.

Hingga detik ini. Belum jua aku temukan. Di mana rahasianya.

Pare, 19 Maret 2024


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline