Mengakses media sosial memang menyenangkan. Namun, jika tidak dibarengi dengan pengendalian diri yang baik, ada dampak media sosial yang bisa membebanimu tanpa kamu sadari.
Hampir setiap hari pengguna media sosial mengunggah foto, status, maupun video terbaik mereka. Aktivitas ini menjadi begitu menyenangkan karena adanya sistem "penghargaan" dari orang lain berbentuk like maupun comment. Bahkan, ada orang yang jadi bisa berbohong mengenai kehidupannya di media sosial.
Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Seseorang
Orang dalam rentang usia 18--25 tahun biasanya menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai hal-hal yang sedang viral, mencari teman baru, atau sekadar memperkuat pertemanan. Sayangnya, sebagian dari mereka justru terjebak dalam perasaan rendah diri setelah menggunakan media sosial.
Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang menyebutkan bahwa sekitar 88% orang akan membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain yang tampak di media sosial. Ini dapat membuat mereka merasa rendah diri dan berpikir negatif tentang dirinya sendiri.
Cara berpikir yang demikian juga diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami duck syndrome atau pola pikir yang tidak sehat, seperti toxic positivity.
Studi lain juga menunjukkan remaja yang sering mengakses media sosial lebih dari 2 jam per hari lebih berisiko mengalami gangguan psikologis, mulai dari gangguan kecemasan hingga depresi.
Mengapa Dampak Media Sosial Ini Bisa Terjadi?
Jika hanya berdasarkan media sosial, hidup orang lain memang bisa terlihat begitu menyenangkan. Nah, orang yang melihat itu bisa saja lupa bahwa orang lain tentu juga memiliki masalah dalam hidup, seperti juga dirinya.
Dia hanya melihat apa yang dimiliki orang lain tetapi tidak dimiliki olehnya. Hal ini bisa membuatnya merasa kurang bersyukur, rendah diri, atau iri terhadap hidup orang lain.