Lihat ke Halaman Asli

wahyudi eko

Manusia gabut berkepentingan

Puisi | Seceguk Lonceng

Diperbarui: 4 Februari 2020   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picosico.net

Seceguk lonceng...
Seceguk lonceng yang membuatku diperbincangkan meluang melebihi canang!

Nasib yang tak selalu bersahabat membuatku sambat menjadikan tersumbat

Berkali-kali panca indra merasakan maki bagaikan tak ada rasa filantropi.
Tapi semua itu ku anggap amunisi sehari-hari tanpa letih ku jalani

Tinta biru tanda rindu

Tinta merah rasa cinta

Relung hati yang gemuruh tanda hati sedang berpuruk riuh angin yang besiur kencang menerjang ku ditengah laut aku pun tak gentar, badai ombak yang melandai pun aku juga tak gentar

Karena aku yakin Tuhan tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuanya...

Yogyakarta, 15 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline