Punya bisnis laundry autopilot jadi impian setiap orang yang mempunyai jasa kucek. Pastinya enak ya laundry bisa ditinggal tanpa kehadiran kita sebagai owner untuk mengawasi langsung karena sudah berjalan dengan sendirinya dan berkelanjutan.. Tapi apakah bisa bisnis laundry seperti ini, bagaimana sih langkah membangun bisnis laundry autopilot?
Ketika kita merintis bisnis biasanya kita sendiri yang melakukan seluruh operasional mulai dari mencuci, menjemur, mengeringkan, menyetrika dan mengantarkan baju ke pelanggan. Mungkin pada awalnya akan dibantu oleh suami/istri atau pasangan. Tapi seiring waktu, bisnis laundry bisa kita delegasikan tugasanya kepada karyawan.
Nah ini yang dinamakan system autopilot. Karyawan menjadi aspek terpenting untuk mewujudkan bisnis laundry autopilot karena menjadi aspek roda penggerak bisnis agar profit tetap terjaga. Nah, kita musti memperhatikan kebutuhan karyawan agar tetap produktif dan bisnis tetap berjalan.
Langkah pelaku usaha laundry agar menjadikannya bisnis ini bisa berjalan sendiri tanpa kehadirfan owner/pemilik yakni dengan membangun pola komunikasi yang sehat kepada karyawan. Lakukan komunikasi dua arah dengan karyawan agar menghasilkan win-win solution.
Berikutnya adalah memperhatikan standar kualitas kebutuhan karyawan. Para karyawan memang bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, namun selain memenuhi kebutuhan dasar, para owner diharapkan menyediakan fasilitas bagi para karyawan untuk dapat meningkatkan kompetensi diri.Adakan berbagai macam pelatihan untuk karyawan.
Poin selanjutnya yakni menerapkan standar operasional atau SOP laundry. SOP (standard operational procedure) ini menjadi factor yang harus diperhatikan pelaku bisnis laundry. Standar operasional yang jelas harus berlaku di berbagai divisi, baik itu administrasi, keuangan, produksi, hingga delivery. Sebab, standar operasional akan membawa karyawan untuk dapat lebih mudah bekerja dengan sistem yang sudah ditentukan sebelumnya. Dari standar operasional yang sudah jelas ini membuat owner tidak harus memperhatikan setiap hari karyawan yang ada di laundry.
Anda dapat menyusun standar baku prosedur (SOP) berdasarkan kebiasaan dan kesepakatan antar Anda sebagai owner dan karyawan. Rancang dan susunlah menjadi standar baku kerja yang mudah dipahami. Bila mengalami kesulitan, Anda bisa mencontoh SOP perusahaan yang umum dan nantinya diimplemantisikan di usaha laundry Anda.
Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah menanamkan kepercayaan kepada karyawan. Memberikan rasa percaya kepada karyawan menjadi salah satu kunci agar karyawan punya rasa memiliki terhadap merek atau produk di tempatnya bekerja. Dari sikap percaya owner yang diberikan kepada karyawan akan menimbulkan sikap positif dari karyawan. Lebih jauh, rasa memiliki tersebut akan membuat jiwa karyawan merasa selalu ada di brand. Bagaimana, apakah laundry Anda sudah berjalan autopilot?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H