Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Ahlan

Musisi/Penulis

WESSA dan Revolusi Musik Klasik di Kota Padang

Diperbarui: 27 November 2023   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. WESSA - Sumbar Tour Concert #1, Aia Angek Cottage, Padangpanjang (2018).

West Sumatra Sound Aesthetic (WESSA) adalah sebuah komunitas seni musik yang berdiri di Padangpanjang, Sumatra Barat. Komunitas WESSA didirikan oleh Sendi Orysal, Wahyudi Ahlan, dan Andre Dwi Wibowo pada 25 September 2017. Nama komunitas West Sumatra Sound Aesthetic diambil dari bahasa Inggris yang berarti Estetika Bunyi Sumatra Barat, melalui filosofi ini komunitas WESSA mencoba menggali nilai-nilai budaya Sumatra Barat dan diwujudkan kedalam bentuk kegiatan seni musik.

Sejak konser musik kamar pertama WESSA yang bertajuk Sumbar Tour Concert pada tahun 2018 di tiga kota; Padang, Bukittinggi, dan Padangpanjang, mereka terus mengadakan kegiatan konser solo, duet, musik kamar, orkestra, workshop, seminar, dan pelatihan musik gratis. Komunitas WESSA bertekad untuk mendorong dan membantu proses generasi muda yang ingin berkecimpung di dunia seni musik serta memberikan pemahaman tentang musik klasik kepada masyarakat Indonesia khususnya kota Padang.

Hingga saat ini, komunitas WESSA telah sukses menggelar lebih dari 20 pertunjukan mandiri, 6 pertunjukan solis melalui program Recital, program edukasi musik melalui program Padang Violin Class, dan program pembelajaran pertunjukan gratis melalui program Klasik Asik.

Salah satu program yang sangat menarik oleh komunitas WESSA berjudul Klasik Asik yang merupakan sebuah ruang pembelajaran pertunjukan musik melalui penampilan solo musik dan diskusi soal musik klasik dengan suasana santai dan asik sambil ngopi di d'colonial cafe, Kota Padang. Kegiatan ini diadakan rutin setiap hari Jum'at malam dan terbuka untuk masyarakat umum tanpa batasan usia. Program ini bertujuan untuk menjaring minat dan bakat masyarakat terhadap musik klasik serta membangun pusat kegiatan bagi komunitas musik klasik di kota Padang. Sendi Orysal sebagai salah satu founder komunitas WESSA berharap dengan adanya ruang seperti ini selain sebagai wadah kreatifitas untuk masyarakat, sekaligus dapat menjadi ruang dalam mempertemukan musisi sebagai produsen seni dan juga masyarakat sebagai konsumen seni.

Dok. Komunitas WESSA- Klasik Asik, d'Colonial Cafe, Padang (2023).

Sendi Orysal adalah seorang pemain professional biola alto, seniman musik klasik dan guru biola di kota Padang. Beberapa waktu lalu, Sendi berkesempatan ikut dalam ajang Pekan Komponis Nasional 2023 yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Sendi tergabung dalam satu-satunya grup yang mewakili Sumatera dalam perhelatan Nasional tersebut.

Selain itu, Sendi Orysal juga pernah menjadi salah satu musisi Indonesia yang tergabung dalam Orkestra G20 dalam perhelatan Internasional G20. Sendi tergabung diantara 70 musisi muda dunia dari dua puluh negara anggota G20 pada Orkestra G20 dan tampil di area Aksobya, halaman Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Senin, 12 September 2022 lalu. Menjadi catatan bersejarah bahwa Orkestra G20 ini merupakan tim orkestra yang pertama kali dibentuk dalam sejarah perhelatan G20, tepatnya saat Indonesia memegang presidensi G20 di tahun 2022 lalu. Penampilan Orkestra G20 dipimpin oleh konduktor wanita dari Indonesia, Eunice Tong, dengan musisi Ananda Sukarlan sebagai Artistic Director. Dalam orkestra ini Sendi juga bermain dengan deretan pemain kelas dunia, salah satunya adalah Antonina Popras murid dari seorang virtuoso (penghargaan tertinggi bagi musisi klasik) biola alto, Yuri Bashmet.

Dok. Orkestra G20 - Malam Pertunjukan, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (2022).

Sendi menempuh pendidikan Sarjana di Institut Seni Indonesia Padangpanjang pada tahun 2011, dengan fokus minat musik pertunjukan dan fokus intrumen Viola. Sendi kini tinggal di kota Padang dan aktif membuat program bersama rekan-rekan komunitas WESSA, melalui program yang menunjang ruang-ruang kegiatan musik klasik di kota Padang. Kegiatan seperti ini hendaknya mampu menjadi trend positif yang terus dilestarikan dan dikembangkan di Indonesia demi menunjang pelestarian budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline