Lihat ke Halaman Asli

Agus Wahyudi

Guru SD, mencoba belajar menulis dan mendongeng

Orang Sabah Itu Ramah: Sebuah Pengalaman Saat Solo Touring Sepeda dari Kota Kinabalu

Diperbarui: 3 Januari 2022   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugu Tip of Borneo, tempat tujuan saya touring sepeda (Dokpri)

Dari sebelah kanan terdengar sebuah truk akan melintas. Saya mengarahkan sepeda di jalan menanjak itu ke sisi kiri. Saya kehilangan momentum dan terpaksa harus mengubah gear supaya mengayuh lebih ringan. KLEK! Hanger rear derailleur sepeda saya patah saat menanjak. Saya meminggirkan sepeda di arah berlawanan, makan perbekalan sambil menunggu adanya bus mini yang lewat menuju Kota Kinabalu. Baru sebentar menunggu, sebuah bus mini lewat, pengemudinya turun demi melihat keadaan saya yang sendirian di jalan sepi yang mirip jalur selatan pulau Jawa. Cik Man nama pengemudi bus mini itu. Ia kebetulan lewat karena ingin pulang kampung ke Kota Merudu.

---

Sudah enam bulan saya bekerja sebagai tenaga pendidik di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Pengalaman pertama bekerja di negeri multikultur ini.

Sabah adalah salah satu negara bagian di timur Malaysia, terletak di Utara Kalimantan yang sebagian besar pekerja migran di perkebunan sawit adalah orang Indonesia.

Di dalamnya berdiri Gunung Kinabalu yang gagah, salah satu yang membuat saya begitu bersemangat karena saya dan anak laki-laki saya suka mendaki gunung. Siapa tahu nanti berkesempatan mendaki Gunung Kinabalu yang terkenal indah dengan manajemen pengelolaan gunung kelas dunia.

Beberapa teman yang pernah mendatangi negara Malaysia mengingatkan terkadang ada perilaku rasis, apalagi bagi orang “indon”. Tetapi, sejak awal saya tidak terlalu memperdulikan itu, karena toh jika ingin jujur, penduduk Indonesia pun banyak yang rasis juga.

Saya percaya bahwa sama seperti Indonesia, di Malaysia orang-orang baik akan lebih banyak dari orang-orang yang berperilaku rasis. Seringkali, berita buruk terasa lebih besar dari yang sebenarnya. Penasaran saya “menunggu” perlakuan rasis dari penduduk setempat: saat di kedai makan, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya.

Sejauh ini, saya belum “berjumpa” sama sekali dengan hal negatif itu, tetapi malah sebaliknya. Di mana-mana saya disapa ramah, senyum tulus dari orang-orang Sabah. Dan, pada saat saya mencoba melakukan perjalanan jauh dengan bersepeda, saya menemukan momen puncak keramahan orang Sabah.

Pengalaman berharga di atas saya alami saat melakukan solo touring dari Kota Kinabalu menuju Kudat. Perjalanan itu saya lakukan untuk mengisi waktu libur Natal, tanggal 24-26 Desember 2021. Saya berharap bisa mencapai The Tip of Borneo, titik 0 km paling utara dari pulau Kalimantan sore hari tanggal 24 Desember.

Saya merasa semua sudah saya persiapkan. Ban cadangan, pompa, obat-obatan darurat, alat untuk memperbaiki sepeda, pakaian, makanan, dan lainnya. Saya pun tidur cukup dan memenuhi nutrisi dengan makan malam, dan sarapan, memastikan saya punya karbohidrat yang cukup untuk kegiatan yang sangat melelahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline