[caption caption="Guruku Panutanku"]
[/caption]Ada apa dengan pendidikan Indonesia, miliaran masalah pendidikan di negeri ini mulai dari mahalnya biaya pendidikan, belum meratanya pendidikan, sistem penilaian yang salah, kurikulum yang semerawut dan mutu guru. Apabila pendidikan dilihat sebagai sebuah sistem tentu dalam pendidikan terdapat bagian-bagian yang tidak bisa dipsah satu sama lain dimana terdapat input, proses, output dan outcome. Input terdiri dari guru, proses terdiri dari bagaimana proses pembelajaran seperti penggunaan motode, model atau strategi dalam proses pembelajaran sedangkan output terdiri dari lulusan yang digarap sekolah.
Dalam input terdiri dari guru, guru yang baik yaitu memberi teladan kepada muridnya. Mulai dari gurulah kebaikan diajarkan dan dilaksanakan. Sebagai guru tentu kebaikan bukan hanya disampakan oleh guru tetapi dijalani. Guru merangsang atau memotivasi siswa untuk mengerjakan kebaikan bukan menghapalnya. Guru jika hanya menyampaikan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya tentu akan memicu siswa bigung dengan tingkah laku guru tersebut. Sebagai contoh guru hanya bisa melarang siswanya untuk berkata bohong sementara dia adalah pendusta, tentu hal ini akan membingungkan dan terlihat aneh dan lucu bagi siswa.
Sebagai pendidik, sudah seharusnya seseorang menjadi teladan bagi banyak orang. Sebagai panutan banyak orang tentu seorang guru harus menjadi pelopor kebaikan. Apabila seorang panutan memberikan contoh yang buruk tentu akan banyak ditiru. Yang lebih bahaya lagi siswa menjadikan kesalahan gurunya untuk membela diri di suatu kesempatan. Sebagai contoh ketika siswa ketahuan minum Miras oleh gurunya yang memang taat dan baik, maka siswa akan mengatakan kesalahan seorang guru lain yang pemabuk berat dan dengan lancang akan mengatakan dia saja yang menjadi guru berprilaku buruk seperti itu.
Sebuah ungkapan berbunyi “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Hal ini tentu dapat dimaknai dengan makna apabila guru melakukan kesalahan yang besar tentu saja seorang siswa akan melakukann kesalahan yang lebih lagi. Sebagai contoh apabila guru sering melakukan penghinaan bisa saja seorang siswa melakukan lebih dari itu seperti bukan hanya menghina tetapi menyerang orang. Guru merupakan profesi yang sangat mulia sebab seorang guru dituntut untuk memanusiakan muridnya dalam artian guru bertanggungjawab membentuk muridnya untuk menjadi pribadi yang berilmu. Seorang guru dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Guru memegang peranan penting dalam berkehidupan berbangsa, dari seorang gurulah seseorang dapat menjadi orang sukses, kaya dan terkenal seperti menjadi presiden atau menteri. Ilmu yang bermanfaat dari guru kemudian selalu diasah akan berdampak luar biasa. Namun tak semua guru dijadikan panutan. Untuk itu sikap dan tindakan gur, langsung naupun tidak langsung akan menjadi acuandan contoh bagi murid-muridnya. Untuk itu, budi pekerti guru harus mencerminkan pribadi mantap. Untuk mengajarkan pendidikan karakter tentu guru harus berkarakter terlebih dahulu. Jangan sampai figure seorang guru yang mulia akan menjadi bahan celaan atau cemoohan di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H