Rembulan itu,
Nampak sempurna,
Indah dan bawa kedamaian hati,
Dingin, menemani kemilau cahayamu,
Tebarkan cahaya cinta,
Pada seluruh isi bumi.
Kemilau lampu kota,
Tak buatmu menghilang dari pandanganku,
Dan sendu suara angin,
Mengiringi ketukan irama kesunyian,
Bisikkan syair indah nyanyian bumi,
Pelan, meresap dalam hati.
Perempuan itu,
Yang jumpa diriku disiang terik hari ini,
Masih ku teringat tajam sorot matanya,
Seolah tersembunyi pesan,
Terselip dibalik sorotan matanya,
Kegelisahan akan negeri ini.
Ooh... Perempuan itu,
Keriput kulitmu,
Tak kau tampakkan lelahmu,
Kau sembunyikan dibalik sepeda ontelmu,
Dengan langkah gontai,
Kau tetap semangat mendorong ontel itu.
Ooh... Rembulan,
Berikan cahaya kedamaianmu,
Terangilah perempuan tua bak putri raja,
Wahai bumi,
Hiburlah perempuan tua itu,
Dengan nyanyian alam...
Tenggarong, Juni 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H