Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Chandra

Jurnalis dan blogger

Mungkin Ini Motif Mbak Tara Sebar Hoaks

Diperbarui: 3 Maret 2018   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Capture Facebook Tara Dev Sams

Ia seorang ibu rumah tangga dengan 4 anak. Seorang dosen. Dilihat dari pakaiannya yang syar'i seharusnya ia adalah seorang muslimah yang taat. Saya membaca timeline Facebooknya nya (Tara Dev Sams) penuh dengan makian. Paling banyak tentang Jokowi. 

Beberapa hari lalu ia diciduk polisi. Kerja otaknya di balik layar jauh lebih dahsyat. Ia seorang pengendali ratusan ribu akun yang tiap hari membuat kehebohan di media sosial, menebar rasa resah, benci dan takut. Prajurit terdepan dari Muslim Cyber Army.

Seorang kawan bertanya, apa yang ia cari dengan tindakannya itu? Apakah ia sekedar warga negara yang kritis, sebagaimana kata Fadli Zon? Atau ada struktur kuasa berlapis-lapis di belakangnya?

Menurutku sederhana saja. Paling utama pastilah ada motif ekonomi, jika merujuk pada teori Pisau Ockham. Seorang admin dan pengendali dengan struktur kerja yang rapi bukanlah sebuah kerja spontanitas, sekedar menyuarakan suara warga yang tertindas. Motif ideologi adalah urutan ke sekian. Sekedar untuk menutupi rasa dan bersalah, ia akan berkata dalam hati, 'ini kan jihad, demi perjuangan agama, melawan musuh-musuh islam'. 

Perpaduan dua motif ini sudah sangat mematikan. Sama dengan pelaku bom bunuh diri yang rela mati demi agama dan jaminan keluarganya akan mendapat uang yang sangat besar dan jaminan finansial seumur hidup. 

Itu dugaan paling memungkinkan buat saya, kecuali Mbak Tara punya niatan lain yang diungkapkannya. Mungkin ia pernah menyesali perbuatannya itu, apalagi ia punya empat anak yang meneladani setiap tindak tanduknya. Mungkin suatu hari, di tengah malam ia terbangun dan berkata lirih ke anak-anaknya, yang tertidur pulas, "Jangan sebar hoaks, Nak. Berat. Biar Ibu Saja."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline