Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Chandra

Jurnalis dan blogger

Anna Hazare & Nazaruddin

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa persamaan Anna Hazare dengan Nazaruddin?

[caption id="attachment_126306" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:http://www.beritaterkini.us dan http://news-vision.blogspot.com/2011/04/anna-hazare.html"][/caption]

Dalam banyak hal mereka jelas sangat berbeda. Anna Hazare adalah bekas tentara India berusia uzur (73 tahun) yang kini lebih memilih hidup asketik dan sehari-hari menumpang tidur di ruangan kecil sebuah kuil di sebuah desa di India bagian barat, sementara Nazaruddin sendiri, sebelum menjadi pelarian adalah orang muda (33 tahun) yang memiliki kehidupan gemerlap, kekuasaan politik yang hampir tak terbatas plus kepongahan atas semua anugrah yang dimilikinya tersebut.

Satu-satunya hal yang mempertemukan mereka adalah pada satu kata: korupsi. Meskipun persamaan ini juga sekaligus yang membuat mereka menjadi jenis yang berbeda, bagaikan langit dan bumi. Ketika Nazaruddin kini tengah sibuk bersurat-suratan mengeluhkan tuduhan korupsi atas dirinya, di sisi yang berbeda Anna Hazare justru kini tengah mempertaruhkan nyawa untuk pemberantasan korupsi di negaranya, India.

Persamaan mereka yang lain adalah mereka berdua hidup di negara yang sedang menghadapi masalah kronis yang sama: korupsi yang mengakar dan seakan tak ada ujung pangkal dan kesudahannya.

Anna Hazare jelas jenis manusia yang langka. Mengikuti jejak leluhurnya Mahatma Gandhi, ia melakukan mogok makan demi meloloskan UU Anti Korupsi yang diusulkannya. Begitu langka dan hampir tak ada sosok yang sama kita temukan sosok sekaliber Anna Hazare ini di Indonesia. Justru yang melimpah adalah orang-orang yang seperti Nazaruddin, orang-orang yang hidup mewah dalam gelimangan harta rakyat.

Kini Anna Hazare menjadi simbol anti-korupsi di India. Orang-orang, seperti halnya dulu pada Gandhi, berbondong-bondong di belakangnya atau malah memsang badan untuknya. Dukungan histeria dari masyarakat terus mengalir untuknya. Sementara di Indonesia sendiri, negeri kita tercinta ini, Nazaruddin sepertinya semakin menikmati ‘kemewahan’ dan akan sangat mungkin akan tak tersentuh. Bahkan seorang presiden pun rela bersurat-suratan dengannya.

Entah apa dosa bangsa ini, ketika India dianugrahi seorang Anna Hazare, kita justru mendapat gelimpangan begitu banyak Nazaruddin-Nazaruddin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline