Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Chandra

Jurnalis dan blogger

Mahasiswa Anarkis, Pengendara Liar, Polisi yang Nggak Becus dan Negara yang Salah Urus

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan siang hingga sore tadi (2/3) benar-benar melelahkan jiwa dan raga. Berangkat dari kantor menuju rumah sudah menghadapi teror macet. Prakiraan awal terjadinya macet karena semata 'perebutan' jalan dari para pengendara jalan, hingga harus menggunakan lajur jalan yang sebenarnya bukan diperuntukkan bagi mereka. Kebiasaan burukdari masyarakat kita. Tapi kemudian masalahnya menjadi lebih kompleks.

Kemacetan ternyata terjadi karena di sepanjang jalan utama sedang berlangsung aksi demonstrasi mahasiswa terkait kasus Century yang berakhir anarkis. Lalu polisi pun mengalihkan jalur kendaraan menuju jalan lain, yang ternyata juga tak kalah macetnya. Ironisnya, tak ada satu pun polisi yang bertugas di jalur alternatif yang telah mereka berikan pada para pengendara. Dan kondisi chaos pun akhirnya terjadi: kemacetan sistemik. Yang membuat dongkol semua orang. Dan mereka pun melampiaskan kedongkolan itu dengan berkendara seenaknya, tanpa peduli dengan pengendara lain, sehingga di sejumlah titik terjadi dead lock. Kebuntuan. Stagnan. (Seperti halnya, mungkin, kasus Century kelak).

Kemacetan ini serta merta mengingatkan saya akan nasib negara ini. Seorang teman pernah bercerita bahwa salah satu indikator untuk melihat sebuah negara apakah ia termasuk dalam negara 'salah urus' atau 'terurus dengan baik' adalah dari bagaimana negara tersebut mengelola lalu lintasnya. dan begitu juga sebaliknya, jika sebuah negara selalu dihantui momok kemacetan, maka yakinlah bahwa negara itu adalah negara yang salah urus.

Terasa lengkap segalanya hari ini: mahasiswa-mahasiswa yang anarkis, para pengendara liar yang seenaknya mencaplok jalan yang bukan diperuntuk untuk dirinya, polisi-- yang seperti biasanya--tidak becus, dan negara yang benar-benar salah urus.

Sampai kapan negara kita akan berada dalam predikat ini??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline