Belakangan ramai diberitakan tentang Supergayus yang begitu supernya hingga seluruh jajaran penegak hukum di negeri ini disihir olehnya. Mungkin kelak muncul di salah satu stasiun televisi acara Kuis Supergayus dimana kontestannya adalah para pejabat dan acara dipandu oleh Mr.Gayus..hehehe. Pointnya adalah seorang Gayus telah mempertontonkan dihadapan seluruh rakyat Indonesia dengan menelanjangi oknum dari berbagai instansi penegakan hukum dan aturan negara ini dan menitipkan pesan kepada kita bahwa sistem hukum di negara ini masih bertekuk lutut dihadapan para koruptor. Untuk itu kepada kita segenap bangsa Indonesia mari kita tabuh genderang kepada siapa saja yang memiliki perilaku korupsi baik dilingkungan tempat tinggal kita, di lingkungan kerja dan kepada oknum aparat maupun pejabat didaerah dimana kita berada.
Lain Gayus lain lagi Nurdin (PSSI), masyarakat kita yang selama ini haus akan rasa bangga akan prestasi anak negerinya dan teriakan kemenangan tiba-tiba saja harus disuguhi begitu buruknya pengelolaan persepakbolaan di negeri ini. Niatnya baik, ingin menegakkan aturan dan sistem persepakbolaan namun permasalahnya bergulir bak snowball keranah lain. Masalah ketidaktransparanan PSSI lah dalam pengelolaan keuangan, masalah sanksi FIFA lah terhadap federasi persepakbolaan kita sehingga terancam tidak bisa bertandang di kancah internasional. Pointnya adalah penyelenggaraan liga premier Indonesia sesungguhnya masalah sederhana dan harusnya disikapi dengan cara-cara sederhana pula, bahwa liga ini seyogyanya akan menambah semarak dan menjaga stabilitas kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap perestasi bola anak negeri ini dan positifnya lagi kita akan semakin memunculkan bakat-bakat yang dimiliki oleh pesepak bola muda generasi penerus prestasi persepakbolaan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H