Lihat ke Halaman Asli

Mas Jokowi dan Koh Ahok... Muluskan Jalanan di Jakarta yah

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1372731887461519370

Pagi pagi berangkat ke kantor merupakan rutinitas biasa, namun menjadi luar biasa saat naik motor hampir berakrobat akibat menerjang lubang yang ada di jalan Buncit Raya menuju Mampang dan Kuningan. Bahaya yang mengintai para pengendara motor senantiasa mengancam sepanjang perjalanan. Kelegaan menyapa saat parkir motor...Alhamdulillah selamat sampai tujuan. Begitu pula saat pulang…kelegaan dan hilang kepenatan saat sampai rumah. Memang kecelakaan bahkan maut sangat dekat dengan kita, namun hendaknya kita berikhtiar dengan berdoa dan mengendarai motor dengan hati hati. Selama hampir 11 tahun lebih mengendarai motor di jalanan di Jakarta, maka semakin lama terus terang semakin ngeri, melihat kebut kebutan, suara keras knalpot, klakson dari motor maupun mobil dan terakhir kita harus mengasah ingatan kita sepanjang jalan dari rumah ke kantor tempat bekerja dimanaada lubang, bahkan lubang baru harus kita ingat. Tidak lupa yang paling bahaya adalah batas antara jalan yang dicor dengan yang tidak dicor/beraspal biasanya ada lubang panjang sejajar dengan ban motor sehingga apabila terperosok seperti terjepit dan mengakibatkan terpelanting jatuh .(jadi ingat teman melindas pengendara motor yang jatuh saat menyalib truk dan terpelanting yang jatuhnya pas di mobil temen dan meninggal beberapa hari kemudian).

Ilustrasi foto 1 : sumber www.merdeka.com

Ilustrasi foto 2 jalan Mampang : sumber jaringnews.com

13727319361925949722

Menilik kejadian tersebut diatas ..hati ini kadang miris karena diluar kontek bahwa maut buat setiap orang sudah jelas kapan waktunya namun seyogyanya ada upaya untuk meminimalkan resiko kecelakaan dijalan. Selain itu diluar perilaku pengendara motor yang ugal ugalan atau apalah namanya, Penulis hanya berharap dari sisi Pemerintah Daerah DKI Jakarta kiranya memuluskan jalan jalan raya adalah hal yang sangat mendesak, tidak hanya mulus tapi kuat dan tahan lama. Sekalian buat trotoar yang lebar buat pejalan kaki, bikin terowongan agar tidak ada lagi galian PLN, kabel jaringan serat optic dan lainnya. Penulis pribadi akan maklum jika pembangunan ini akan lama dan memacetkan jalan tapi Penulis akan sabar karena setelah ini jalanan akan mulus dan enak dilalui dan semua akan menikmati hasilnya.

Ilustrasi foto 3 : sumbernews.detik.com(lubang bekas galian kadang tidak rata)

1372732935268713186

Oh ya Mas Jokowi (karena Penulis orang Jawa maka panggilan Mas menjadi lebih akrab) dan Koh Ahok (kebiasaan Penulis kalo beli di Toko kepunyaan etnis Cina langsung panggil koh atau cik)…kebetulan Pilkada 2012 kemarin Penulis tidak memilih Mas dan Koh, tapi Penulis berusaha fair bahwa siapapun yang jadi Gubernur dan Wakil Gubernur akan Penulis dukung karena memang KTP penulis adalah KTP DKI Jakarta, ya otomatis bayar PBB dan Pajak Kendaraan Bermotor masuknya ke Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta, jadi seyogyanyan mohon bisa disisihkan untuk infrastruktur jalan.

Ingat kisah Amirul Mukminin : sumber http://salaminka.wordpress.com/about/belajar-dari-jalan-berlobang/

Amirul mukminin Umar bin khattab yang terkenal tegas dan tegar dalam memimpin kaum muslimin tiba-tiba menangis. dan kelihatan sangat terpukul. Informasi salah seorang ajudannya tentang peristiwa yang terjadi di tanah Iraq telah membuatnya  sedih dan gelisah. Seekor keledai tergelincir kakinya dan jatuh ke jurang akibat jalan yang dilewati rusak dan berlobang. Melihat kesedihan khlalifahnya sang ajudan pun berkata:” wahai amirul mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai!” dengan nada serius dan wajah menahan marah Umar bekata: apakah engkau sanggup menjawab dihadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Jadi sebagai warga Negara kita berhak agar Pemerintah Daerah (dengan uang rakyat) membangun jalan yang aman dan nyaman untuk rakyat. Masyarakat meningkatkan kesadaran dengan mengamalkan prinsip kehatihatian dan penulis sebagai umat muslim mengamalkan tuntunan Rasulullah SWA yaitu : ucapkanlah salam dari yang kecil kepada yang besar, yang melintas kepada yang duduk, yang berkendara kepada pejalan kaki, yang sedikit kepada yang banyak lalu singkirkan gangguan dari jalan. Kita hidupkan kembali budaya orangtua kita untuk mendahulukan orang berjalan kaki ketika kita naik sepeda. mengutamakan orang bersepeda ketika kita naik sepeda motor. Dan memberi kesempatan bagi sepeda motor untuk melintas ketika kita mengendarai mobil.

Semangat untuk saling memberi dan mendahulukan kepentingan orang lain mudah mudahan bisa kita awali dengan memberikan orang lain haknya ketika di jalan. Ketertiban dan keamanan di jalan tidak bisa disepelekan karena berhubungan dengan keselamatan jiwa kita. Rasulullah dan para sahabatnya sadar betul dengan hal itu sehingga hadits nabi yang berhubungan dengan akhlak di jalan sangat ditekankan, bahkan merupakan bagian dari cabang keimanan dan bagian dari amal kebaikan yang bisa mengantarkan pelakunya ke jalan menuju surga yang tidak ada aral melintang.

Ok Mas Jokowi dan Koh Ahok… semoga PR besar ini dapat diselesaikan sehingga prestasinya akan menuntun warga untuk memilihnya lagi dan ehmmm jangan buru buru nyapres…selesaikan dulu Jakarta insya Allah kalau sukses maka Mas Jokowi di kasih pasangan Wapres sebuat botol pun akan menang….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline