Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal bahwa pemerintah bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dalam waktu dekat. Dia mengatakan pemerintah tengah menghitung skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi BBM, di tengah semakin kuatnya sinyal kenaikan harga.
Luhut mengatakan sinyal kenaikan harga BBM, khususnya Pertalite dan Solar, terus muncul lantaran anggaran subsidi BBM dan kompensasi energi pada 2022 yang membengkak hingga Rp502 triliun.
Dengan rencana pemerintah menaikan harga BBM Ketua Umum Organisasi Akademisi Mahasiswa Islam Sulawesi Tenggara (Oasis Sultra) menolak secara tegas rencana pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite, pertamax, dan solar.Dengan adanya kenaikan BBM akan memberatkan masyarakat,khususnya kelas menengah ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Pemerintah seharusnya memikirkan nasib masyarakat sebelum mengambil keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi karena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat yang belum pulih.
Sebelumnya, wacana kenaikan harga BBM diungkapkan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Hal ini selaras dengan Presiden Jokowi yang menilai subsidi BBM membebankan APBN yang telah mengeluarkan RP 502 triliun.
Mantan Ketua SEMA IAIN Kendari meminta pemerintah membatalkan wacana kenaikan harga serta mendesak pemerintah menegakkan hukum yang adil dan transparan.
"Pemerintah harus memperbaiki dan memperkuat data kondisi ekonomi rakyat hingga penyaluran BBM bersubsidi dapat tepat sasaran," pintanya.
Terhadap ini, ia bersama seluruh kader OASIS Sultra akan bergerak mengawal kepentingan rakyat dan menolak wacana kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Batalkan wacana pengurangan subsidi BBM dan mengkaji ulang rencana menaikkan harga BBM, karena jelas semakin memiskinkan rakyat," tegasnya.
Sumber: TajukSultra.com,bisnis.com
Nama : Wahyu Eko Widana