Lihat ke Halaman Asli

Minimnya Kesadaran Masyarakat pada Sanitasi, Salah Satu Penyebab Stunting

Diperbarui: 10 Februari 2023   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edukasi STBM sebagai Upaya Pencegahan Stunting -- Dokumen Pribadi

Wonogiri. Sabtu, 14 Januari 2023 -- Angka stunting di Kabupaten Wonogiri cukup tinggi, Bupati Wonogiri menyampaikan bahwa data termutakhir anak stunting di Wonogiri pada tahun 2022 sebanyak 4.917 anak atau 12,8 persen. Penyebab tingginya angka stunting di Wonogiri, dikarenakan keterbatasan informasi yang diterima masyarakat dan pola asuh yang tidak tepat. Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak.

Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP mengagas program edukasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Tlogosari. Program ini dilaksanakan berkenaan dengan pertemuan kader PKK se-Desa Tlogosari. Pemberian edukasi ini ditujukan agar masyarakat dapat turut serta mencegah stunting pada anak dengan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar khususnya mengenai pengelolaan limbah rumah tangga. Materi yang disajikan terdiri dari 2 materi utama yakni "Stunting: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya" dan materi "Pengelolaan Limbah Rumah Tangga".

Pemilihan tema edukasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dilaksanakan di Desa Tlogosari ini didasarkan pada permasalahan yang ditemukan saat survey lingkungan sekitar. Pada dusun yang dijadikan sebagai posko KKN, tidak terlihat adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA/TPS). Warga cenderung menimbun maupun membakar sampah untuk mengurangi volume sampah baik rumah tangga maupun sampah hasil ladang (perkebunan). Sehingga dicetuskan materi edukasi mengenai pengelolaan sampah rumah tangga yang termasuk dalam salah satu dari 5 pilar STBM.

Melalui program edukasi STBM, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP mengajak masyarakat untuk mengelola limbah rumah tangga dengan cara pemilahan sampah antara sampah organik dengan sampah anorganik. Sampah organik seperti sisa sayuran dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman. Sampah plastik (anorganik) dapat dikelola dengan cara 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Reduce artinya mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah, contohnya mengurangi penggunaan plastik dengan membawa kantong belanja sendiri. 

Reuse yang berarti menggunakan kembali. Tahap ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang sudah terpakai, contohnya menggunakan kembali botol sabun/shampoo dan mengisinya dengan produk isi ulang. Recycle yang berarti mendaur ulang, mengubah limbah menjadi bentuk lain yang bermanfaat atau bisa juga memiliki nilai ekonomis, contohnya membuat hiasan dari limbah plastik.

Program ini berjalan dengan lancar dan mendapat tanggapan yang baik dari pihak desa. Melalui program tersebut diharapkan masyarakat bisa melaksanakan pengelolaan limbah rumah tangga secara mandiri dan dapat tercipta lingkungan yang bersih. Lingkungan yang bersih tentunya dapat mendukung tumbuh kembang anak, sehingga dapat menurunkan resiko stunting.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline