Lihat ke Halaman Asli

WAHYU TRISNO AJI

Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Musim Politik Itu Musim Tiba-tiba

Diperbarui: 24 November 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Yellow Plane / Pinterest

Pada akhirnya, musim politik itu hanya soal kepedulian dan rasa hormat pada saat waktu tertentu. Sisanya, mengurus diri sendiri dan sudah lupa bagaimana mereka peduli kemarin-kemarin. Entah itu bagi mereka yang kalah ataupun yang menang. 

Musim politik itu. Musim yang tidak bisa disebut panas, dingin, semi, dan gugur. Karena musim politik itu musim "janji", semua orang-orang membawa kata-kata untuk ditepati katanya suatu hari nanti. 

Musim politik itu. Dimana seseorang asing tiba-tiba menjadi saudara, padahal mereka tidak pernah sama sekali tegur sapa sebelumnya. Tiba-tiba saja saat musim itu melanda, mereka bersaudara, seperti saudara kandung yang terpisah lama. Keakraban mereka dalam berbicara sangat kuat, seperti tidak ada niatan tertentu. 

Musim politik itu. Orang-orang mengapa tiba-tiba baik?, tiba-tiba memberikan makanan, tiba-tiba memberikan pakaian, tiba-tiba memberikan minum, tiba-tiba membuat acara besar. Banyak hal tiba-tiba yang membuat semua orang ikutan tiba-tiba juga. 

Dan Musim politik itu. Tiba-tiba ada sekumpulan manusia punya kawan, saudara dan musuh. Entah datang dari mana semua itu, tiba-tiba saja semua datang begitu saja tanpa aba-aba. Musim ini adalah musim cinta dan musim permusuhan. Tiba-tiba saja terjadi, tanpa diketahui sebab dan akibat apa yang terjadi setelahnya. 

Saya hanya mengingatkan saja, musim politik bukan musim panas, dingin, semi dan gugur. Sehingga saudara sekalian tidak butuh jaket maupun payung untuk melindungi diri. Musim politik ini musim "bertopeng", yang mana kita akan menemukan orang-orang yang haus akan kepentingan datang tiba-tiba bersama kita untuk sebuah kepentingan. 

Ya...kita Sebagai rakyat kecil, mungil dan imut ini adalah target dari orang-orang di musim politik, kita dipedulikan, kita di sapa, kita di dengar-dengarkan, kita dijanji-janjikan, adalah hanya untuk kepentingan mereka. 

Musim politik itu musim tiba-tiba, lihat saja para politisi yang mencalonkan diri tiba-tiba jadi rakyat dan peduli kepada sesama. Namun, ketika mereka sudah menang atau kalah nanti dalam kontestasi pemilihan, apakah kepedulian mereka akan tetap seperti itu?, jawab saja sendiri, saya malas menjawabnya, karena musim politik ini tiba-tiba telinga seseorang tiba-tiba tertutup fanatik pada calon pribadi. Mereka peduli pada pihak tertentu karena ada keuntungan yang jelas itu adalah persoalan kepentingan. 

Musim politik itu musim kepentingan. Jadi bagi warga negara untuk mempersiapkan diri untuk siap melihat drama kepedulian, caci makian, hinaan, sanjungan, dan masih banyak lainnya. Musim politik itu akan kita saksikan banyak hal tiba-tiba yang tiba-tiba saja terjadi, isinya soal kepentingan saja.

Sebagai warga negara yang siap jadi objek musim politik. Selamat saja di datangi dengan berbagai hal unik dan menarik dari para orang-orang yang akan menjadi "hero" Di masa depan, lebih tepatnya pemimpin yang ingin menang untuk sebuah tujuan kepentingan mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline