"Tuhan telah mati"
Begitulah kalimat diucapkan oleh seorang filsuf jerman kelahiran abad 19 itu,yakni Friedrich Nietzsche (1844-1900). Dengan lantang, ia berusaha menunjjukan bahwa manusialah yang membunuh tuhan-tuhan tersebut. Keserakahan, keegoisan, hipokrit, hingga egoisme menandakan tuhan telah mati. Makam para tuhan itu tidak dimana-mana, namun para tuhan-tuhan manusia itu telah mati dimana-mana.
Ironi nya, Tuhan para manusia itu sudah tak kekal. Banyak manusia menyatakan bahwa tuhan mereka menciptakan alam semesta dan isinya, Tuhan mereka yang maha abadi dan maha segalanya, dan tuhan mereka yang memberikan kesadaran pada manusia. Akan tetapi, satu kesalahan tuhan yang dilakukan nya, adalah tuhan dibunuh oleh manusia. Benar, manusia yang tercipta oleh tuhan, dan manusia sendiri membunuh tuhan.
Friedrich Nietzsche tahu itu semua, bahkan para rival mereka seperti Feuerbach, sigmund freud, karl marx, dawkins, hawking dan lainnya datang ke kematian tuhan saat itu. Mereka adalah saksi bisu atas kematian tuhan-tuhan manusia itu. Mereka tahu, sehingga mereka berusaha memberikan kesadaran real pada manusia manusia yang penuh trauma kala itu. Kasian sekali mereka, ditinggal mati oleh tuhannya, ditinggal tanpa ada kabar kembali. Mereka tidak lagi punya tuhan, yang ada hanya tuhan dalam imajinasi utopis manusia.
Nietzsche dan kawan-kawan nya tidak membunuh tuhan. Melainkan mereka adalah saksi atas kematian tuhan, mereka tidak tahu tuhan disemayamkan dimana, namun mereka tahu bahwa tuhan telah mati. Kemudian, manusia berimajinasi punya tuhan yang berhiberpola. Segala maha punya, bahkan tiada bandingan dan berbeda berkali-kali dengan manusia.
Jika di tanyakan, bagaimana bentuk Tuhan, siapa yang membunuhnya?. Nietzsche dan kawan-kawan akan menutup mata, kemudian beberapa saat akan berbalik badan. Lalu berkata "tuhan telah mati sejak manusia melampaui tugas dari tuhan", manusia sendiri membunuh tuhan sejak mereka mengetahui dosa dan pahala lebih dari tuhan. Manusia saling menjustifikasi, saling berprasangka buruk dan bahkan saling berperang atas nama agama yang tuhan turunkan. Penyebab kekacauan dalam sejarah manusia adalah penyabab doktrin agama dan keberadaan berpihakan pada tuhan. Namun, hasilnya pembelaan itu hanya manipulasi, mereka-mereka yang berpihak pada tuhan itu ternyata bermuka dua. Mereka menusuk tuhan dari belakang dengan keserakahan, keegoisan dan keangkuhan, bagai tuhan tidak hadir didalamnya.
Sangat di sayangkan, jika Nietzsche dan kawan-kawan nya benar tentang kabar kematian tuhan. Apalagi jika teman Nietzsche, yakni marx yang mengucapkan bahwa "agama adalah candu" Yang menunjjukan bahwa tuhan benar-benar mati. Manusia kali ini tidak punya bukti untuk tuhan masih hidup hingga hari ini, manusia hanya berhalusinasi dengan agama dari para Tuhan tuhan yang disembah hingga kini. Mereka menggunakan agama sebagai alat, sebagai pemuas untuk ketidakpuasan hidup di dunia.
Mereka menunjjukan agama sebagai penenag, sesaat manusia mengalami penindasan dan alienasi diri. Agama sebagai candu bagi manusia yang mudah terdoktrin dan melulu berfikir mistis irrasional. Mereka selalu mengucapkan, dosa dan pahala pada setiap tindakan. Tiada yang lain selain dosa dan pahala, isi kepala mereka hanya itu-itu saja. Pantas saja tuhan mereka hari ini hanta ilusi fiksi seperti diucapkan freud masa itu.
MARI........
menyiapkan kematian tuhan, semua manusia harus sadar bahwa tuhan mereka telah mati sejak keangkuhan dan keserakahan manusia tidak hilang. Ajaran agama mereka masuki dalam otak, namun hati dan tindakan hanya berisi iri hati dan dengki..