Lihat ke Halaman Asli

WAHYU TRISNO AJI

Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Tentang Sembalun Dan Anak Kos-kosan Yang Fakir Healing

Diperbarui: 20 Februari 2023   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi anak kos memang sebuah anugerah. Kenapa hal demikian?. Karena anak kos merupakan sosok titipan keluarga kepada kita yang harus mandiri di entah berantah desa siapa. Banyak kisah-kisah yang kita miliki dan pernah lakukan menjadi anak kos. Seperti halnya liburan. Cerita dalam artikel ini hanya sebuah ungkapan yang tak terlalu berarti bagi siapapun, namun akan menjadi satu ukiran aksara yang pernah merasakan dirinya anak kos. 

ANAK KOS YANG BOSAN

ini tentang cerita kami. Yang tinggal di tempat yang jauh. Kisah dalam mengejar ilmu. Walaupun ilmu tak kemana-mana, tapi kami lah yang kemana-mana. Penuli maupun orang-orang yang merasa dirinya anak kos akan menyadari bahwa diri mereka punya cerita. Seperti halnya cerita keenekan diam saja dikos tanpa harus melakukan apa-apa. 

Setiap kali kita resah, tapi tak terluka berdiam diri saja di kos. Tidak ada bekerjaan yang menghasilkan, bahkan kegabutan meniadi langgangan. Tak diundang, kita sebagai anak kos kadangkala resah karena bosan. 

Kebosanan yang tampil adalah bentuk eksistensi dari kerutinitasan yang sama. Jika bahasa sederhananya, kita hanya melakukan hal yang sama setiap hari, ditempat yang sama. Sehingga kita mulai bosan pada tindakan yang dilakukan. 

Sama halnya dengan kami, anak kos an. Melakukan kegiatan setiap hari dengan tabel list kegiatan yang sama, kuliah pulang, kuliah organisasi. Itu-itu saja, sehingga membuat setiap dari kita merasa bosan. Kalau di tanyakan kenapa?, mungkin alasannya berbeda-beda, akan tetapi intinya sama, bahwa kita kadangkala bosan dalam satu rutinitas yang sama setiap harinya, sehingga yang kita butuhkan sebagai anak kos an adalah liburan. Ya liburan, menghidupkan kematian diri dan menyegarkan diri dari rutinitas yang membosankan. 

LIBURAN DAN CERITA SEMBALUN

Liburan adalah opsi kesehatan mental. Jika ini benar, maka berlakulah hukum ke-kos-an, bahwa . 

"jika anak kos bosan dalam kegiatan yang sama setiap hari-harinya, maka putusan dan tindakan yang harus di lakukan adalah liburan".

Liburan itu seperti melepaskan bakteri-bakteri kemalasan, membunuh kegabutan dan keenekan dalam rutinitas yang pernah kita jalani. Seperti halnya kita mulai mengecas diri dengan melihat hal yang baru, jika menggunakan bahasa kerennya, "healing untuk bahagia".

Cerita liburan kami sebagai anak kos sekedar cerita perjalanan yang katanya cukup jauh. Membutuhkan hampir 4-5 jam untuk mencapai tujuan. Katanya, perjalanan dalam liburan harus mempunyai tujuan, supaya liburan tak sekedar kesasar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline