Lihat ke Halaman Asli

WAHYU TRISNO AJI

Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Politik Menurut Aristoteles

Diperbarui: 29 November 2021   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi

Aristoteles lahir sekitar 384 SM di stagria, ia merupakan tokoh filsafat ketiga yang sebelumnya dari Sokrates dan Plato. Aristoteles juga merupakan murid dari plato yang belajar dari Plato diakademia sekitar umur 17 tahunan. Aristoteles memiliki peran besar dalam filsafat, sebelumnya, aristoteles menyetujui pemikiran pemikiran dari Plato. Namun seiring zaman ya berfikir semakin kritis, dan terbuka terhadap pemikiran. 

Akhirnya ia mengubah pandangannya dari pemikirannya yang sebelum idealisme menjadi realisme. Yaitu memahami realita sebagai yang lebih nyata daripada pikiran ataupun ide-ide. Dari pemikiran inilah ia merupakan presepsi nya dan mengkritik sedikit pula pemikiran dari gurunya itu.

Namun, di sini tidak akan menjelaskan pemikiran filsafat nya. Melainkan akan dijelaskan bagaimana aristoteles memandang politik. Yang mana aristoteles pula menyumbangkan konstruksi pemikiran politik yang ideal menurutnya. 

Sama halnya dengan guru nya yaitu Plato. Aristoteles juga menggagas beberapa sistem politik yang menurutnya ideal. Dan bisa dikatakan pula pemikiran politik yaitu integral turunan dari pemikiran politik dari Plato itu pula. Pemikiran politik menurut Aristoteles di antara lain.

1. Monarki

Monarki merupakan salah satu sistem pemerintahan yang di mana pemimpin dipimpin oleh satu orang. Yang dalam sistem ini pula pemerintahan bersifat absolut. Aristoteles menyetujui sistem politik monarki disebabkan karena pemimpin ini merupakan pemimpin yang paling ideal menurutnya. Sebab dalam sistem politik. Yang pantas memimpin adalah suatu orang sehingga mampu mengontrol banyak orang. 

Pemerintahan monarki bisa mengontrol banyak orang sebab tidak dipengaruhi oleh pemimpin pemimpin yang banyak. Pemimpin satu orang inilah yang membawa bangsa atau negara yang dipimpinnya menjadi lebih baik lagi. Sebab menurut aristoteles.

 Pemimpin satu orang ini mampu untuk menjalani kepemimpinannya disebabkan tidak terpengaruh oleh orang luar. Namun sama halnya dengan pemikiran sistem monarki menurut Plato. 

Pemikiran tentang monarki ini harus dipimpin oleh seorang filosof ataupun nabi-nabi. Aristoteles menggagas sistem yang paling ideal ini disebabkan sudah berjalan sejak lama dan relevansi di zaman yunani dulu. Dan menurut aristoteles. Jika sistem monarki terjadinya penyimpangan. 

Maka sistem pemerintahan monarki akan bertransformasi menjadi sistem tirani/otoriter. Yang mana di sistem tirani tersebut yang rakyatnya dipimpin oleh satu orang bersifat Arbitrer, semena-mena/sewenang-wenang ke rakyatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline