Lihat ke Halaman Asli

Menelaah Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Naskah Sebungkus Kebohongan Karya Muni Arum Lestari

Diperbarui: 8 Juli 2023   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Drama adalah karya sastra yang bertujuan untuk menggambarkan realitas kehidupan melalui dialog yang dipentaskan. Beberapa ahli berpikir tentang drama. Menurut Kosasih (2012, hlm. 132), "Drama adalah suatu bentuk karya sastra yang bertujuan untuk menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan konflik dan emosi melalui alur dan dialog. Kata-kata Kosashi, "Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia nyata," menandakan bahwa drama ini merupakan karya sastra yang bertujuan untuk menggambarkan kehidupan nyata melalui dialog.

Rokhmansyah (2014, hlm. 39) menyatakan: Kata drama memiliki dua arti: drama sebagai naskah dan drama sebagai panggung. Arti dari kata Rokhmansyah adalah bahwa drama adalah kisah kehidupan manusia berdasarkan peristiwa yang dialami, dibuat menjadi sebuah karya sastra, atau drama.

Rahmanto (2004, hlm. 89) mengatakan: Implikasi dari pernyataan Rahmant adalah bahwa dalam drama penulis berhasil mengatur dan menggambarkan kehidupan di sekitarnya, menggunakan karakter dan tindakan manusia yang kuat dalam cerita untuk menyampaikan realitas 11 kehidupannya. Artinya kamu bisa Drama.

Naskah drama atau teks drama adalah teks yang bersifat interaktif dan isinya mengembangkan alur (Luksemburg dalam Wiyatmi, 2005:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:76), manuskrip berarti karya sendiri yang belum pernah diterbitkan. Draf atau materi berita siap cetak. Drama adalah komposisi puisi atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan karakter melalui aksi (akting) atau dialog yang dipentaskan, dan merupakan narasi atau narasi yang disusun khusus untuk pertunjukan teater (Depdiknas 2001 :275).

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, ia memiliki karakter yang unik serta berbeda satu dengan yang lain. Dan sebagai makhluk sosial ia membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam pembentukan karakter yang minimal, yang mengakui keberadaannya, dan dalam bentuknya yang maksimal- kelompok di mana dia dapat bergantung kepadanya. Sebagai makhluk sosial, tentu manusia tidak dapat hidup sendiri. Iya harus hidup secara kelompok dan bersama, semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.

Orang kaya tidak akan hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan seterusnya, demikian pula orang miskin tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang mempekerjakan dan mengupahnya.

Dan penegakan hukum akan selalu tumpul keatas dan tajam kebawah, sehingga jabatan dijadikan alat dalam memperkaya diri dan melakukan manipulasi keadilan. Jadi realita sosial ini yang perlu diperhatikan Naskah drama " menjadi media utama dalam penyaluran koflik realitas sosial, salah satunya dalam naskah drama "Sebungkus Kebohongan" karya Muni Arum Lestari.

Contoh dialog dalam naskah drama "Sebungkus Kebohongan"

Pemuda 1 : Inilah hukum untuk keadilan. Dan kematian adalah akhir penegak hukum. Hahha

Ketika pemuda 1 menikmati perbuatannya, kakek mengambil senapan dan menembak pemuda 1

Kakek : Inilah harga yang harus kau bayar untuk kesejahteraan. Hahha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline